Ratusan Pasien Reaktif Covid-19 Diduga Diisolasi di Hotel
Teka-teki kasus isolasi warga Kota Surabaya yang reaktif Covid-19, setelah menjalani rapid test oleh Pemerintah Kota Surabaya, akhirnya menemui titik terang. Diduga, ratusan warga Surabaya itu telah diisolasi di salah satu hotel di kawasan Gubeng, Surabaya.
Hal tersebut diketahui setelah salah satu DPRD Surabaya Camelia Habiba dari Komisi A melakukan Inspeksi Mendadak (sidak) di hotel tersebut. Hasilnya, dia menemukan beberapa pasien yang sedang check in di hotel.
"Pasien di hotel itu adalah PDP (pasien dalam pengawasan) yang reaktif saat dilakukan rapid tes sambil menunggu hasil swab dari rumah sakit," ucap Camelia Habiba kepada Ngopibareng, Kamis 14 Mei 2020.
Dari penelusuran yang diperoleh Camelia Habiba, Pemkot Surabaya diduga booking kamar hotel sebanyak 220 unit. "Jadi semacam ruang isolasi dengan pasien status reaktif," sambungnya.
Menurut Camelia Habiba, para pasien itu check in karena sedang menunggu hasil swab dari rumah sakit yang sudah tidak dapat menampung pasien lagi alias overload.
Camelia Habiba membeberkan bahwa beberapa pasien yang diisolasi di hotel tersebut di antaranya ialah warga Rungkut Lor dan para petugas kecamatan yang sudah menjalani rapid test.
"Yang tadi malam (Rabu, 13 Mei 2020) dari Rungkut, yang hari ini (Kamis) ada 16 pegawai Kecamatan Sukolilo," jelasnya.
Camelia Habiba merasa cukup kecewa saat melakukan sidak. Dirinya sama sekali tidak menjumpai ada protap kesehatan di hotel. Bahkan, dia mengaku tidak menjumpai petugas medis yang berjaga.
"Tidak ada SOP kesehatan, harusnya ada securiti yang ketika kita masuk kita harus cuci tangan, pakai hand sanitizer trus ada petugas satpamnya yang membuka pintu sehingga masyarakat tidak menyentuh gagang pintu," bebernya.
Saat Ngopibareng.id melakukan penelusuran di hotel yang diduga digunakan sebagai isolasi pasien reaktif Covid-19, suasananya normal. Pihak hotel membuka booking kamar untuk para tamu seperti kebanyakan hotel lainnya.
Beberapa pengunjung masih terlihat keluar masuk di area hotel, tak jarang beberapa orderan pesan antar makanan dan barang masih terlihat lalu lalang mengantarkan pesanan pelanggannya.
Kebetulan Ngopibareng.id bertemu dengan salah satu petugas Linmas di dalam lift. Dia tak mau berkomentar saat ditanya perihal keberadaannya di hotel. Pria tersebut tampak mengenakan sarung tangan medis, jaket dan pengaman wajah itu nampak tergesa-gesa sambil membawa bungkusan makanan yang sedang ia bawa di dalam kantong kresek (plastik).
Fakta di lapangan yang disampaikan Camelia Habiba telah dibantah pihak hotel. Menurut petugas hotel yang tak mau menyebutkan namanya itu, hotel tempatnya bekerja tidak memiliki tamu dari pasien rujukan dari rumah sakit yang overload.
"Kita tidak ada pasien, bapak dapat informasi dari mana. Kami tegaskan, tidak ada pasien Pak. Jadi kita tidak menerima pasien, ya mungkin itu hanya kabar burung saja," tegasnya.
Selain itu, pihak hotel tetap menerapkan social distancing dan physical distancing serta protokol kesehatan bagi para tamu maupun karyawan yang hendak masuk ke hotel.
Hingga berita ini diturunkan, Ngopibareng.id belum mendapatkan konfirmasi dari Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Eddy Christijanto, dan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya, dr Febria Rachmanita atau yang akrab disapa Feny. Pesan yang dikirim lewat WhatsApp juga belum mendapatkan tanggapan.