Ratusan Nelayan Probolinggo Konversi BBM ke BBG
Dinilai lebih ekonomis dan ramah lingkungan, ratusan nelayan di Kabupaten Probolinggo melakukan konversi (beralih) energi dari mesin perahu berbahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG). Tahun 2017, sebanyak 345 nelayan beralih dari BBM ke BBG dan pada 2018 lebih banyak lagi yakni, 494 nelayan.
Tetapi jumlah total 839 nelayan yang melakukan konversi BBM ke BBG selama dua tahun terakhir tergolong kecil dibandingkan total sekitar 11.000 nelayan di Kabupaten Probolinggo. "Dari sekitar 11.000 nelayan di Kabupaten Probolinggo, 78 persen merupakan nelayan kecil," ujar Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari.
Hal itu diungkapkan Bupati Probolinggo saat menerima Dirjen Migas pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Joko Siswanto di Pantai Bahak, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Rabu, 31 Oktober 2018. Dalam program bertajuk Program Konversi BBM ke LPG itu hadir pula Wakil Ketua Komisi 7 DPR RI, M. Ridwan Hisyam.
Karena masih banyak nelayan kecil yang belum beralih ke BBG, Bupati Tantri berharap Kementerian ESDM kembali memberikan paket bantuan bagi nelayan di Probolinggo pada tahun-tahun mendatang. "Pengalaman pada 2017, para nelayan yang sudah beralih ke BBG. Mereka mengaku lebih efisien bahan bakar hingga 70 persen," ujarnya.
Bupati juga "curhat" ke Kementerian ESDM karena masih ada sejumlah dusun, bahkan sebuah desa yang masih belum terjangkau listrik PLN. "Ada sejumlah dusun belum terjangkau listrik. Bahkan ada Desa Giliketapang yang listriknya berasal dari tenaga diesel," katanya.
Menanggapi permintaan Bupati Tantri, Dirjen Migas membenarkan, BBG memang lebih ekonomis dan ramah lingkungan dibandingkan BBM. "Dengan BBG nelayan bisa berhemat 70 persen, kalau dirupiahkan hemat antara Rp 30-50 ribu per hari. Lumayan bisa untuk uang jajan anak nelayan," ujar Joko.
Joko mengakui, tidak semua nelayan kecil di Probolinggo bisa mendapatkan bantuan. Soalnya bantuan dari Kementerian ESDM harus disebar di 28 kota/kabupaten se-Indonesia.
Kriteria nelayan yang mendapatkan paket bantuan, kata Joko, mengacu pada Perpres No 126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil.
Di antara kriterianya, memiliki kapal ukuran 5 gross tonnage (GT) ke bawah, berbahan bakar bensin dan memiliki daya mesin di bawah 13 horse power (HP).
Ridwan Hisyam menyarankan, Pemkab Probolinggo ikut sharing melalui APBD untuk membantu nelayan.
"Perlu sharing dari APBD agar program konversi BBM ke BBG bisa lebih cepat terwujud. Apalagi, sasaran program ini selain nelayan juga petani yakni, BBG untuk penggerak mesin traktor," ujar politisi Partai Golkar dari Dapil Malang Raya itu.
Sementara itu sebanyak 494 nelayan kecil di Kabupaten Probolinggo pada 2018 ini menerima paket bantuan. Wujudnya berupa, converter kit (CK), dua tabung LPG melon/ukuran 3 Kg, as panjang dan baling-baling, serta aksesoris pendukung lainnya seperti reducer, regulator, dan mixer. CK merupakan peralatan yang berfungsi mengonversi BBM ke BBG (LPG melon/3 Kg). (isa)
Advertisement