Ratusan Imigran India Berjalan Kaki Selamatkan Diri dari Lockdown
Virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Beberapa negara telah mengumumkan lockdown. Seperti Inggris, Italia hingga India. Sayangnya, kebijakan lockdown bagi 1,3 juta warga yang diumumkan Perdana Menteri Narendra Modi pada Selasa, 24 Maret 2020 malam, menimbulkan masalah yang lebih menyeramkan dibanding corona sendiri. Yakni kematian karena kelelahan berjalan dan kelaparan.
Melansir bbc.com, ratusan imigran dari desa mencari pekerjaan untuk kesejahteraan mereka di Ibu Kota New Delhi. Mereka berasal dari Uttar Pradesh, Madhya Pradesh, dan Rajasthan. Mayoritas pekerja ini bekerja sebagai pelayan restoran, pemotong rambut, kuli, dan pengantar koran.
Sejak pemerintah mengumumkan lockdown selama 21 hari, para imigran ini terpaksa pulang ke desa masing-masing. Alasan mereka beragam. Mulai dari ketakutan kelaparan selama lockdown, hingga mendapat kenyamanan jika bertemu keluarga.
“Kami terikat oleh keinginan kolektif untuk kembali ke tempat semula. Rumah di desa menjamin makanan dan kenyamanan keluarga," kata salah satu imigran.
Kondisi semakin diperparah dengan banyaknya perusahaan yang mendadak ditutup. Para bos menghilang tanpa membayar gaji karyawannya.
Di sisi lain, dikarenakan banyak transportasi yang dibatasi, tak jarang imigran memilih berjalan kaki untuk pulang. Kala pagi, di bawah panas terik matahari mereka berjalan. Saat malam tiba mereka beristirahat. Mereka membawa air, biskuit, makanan ringan dan sedikit pakaian.
"Aku berjalan sepanjang hari dan berjalan sepanjang malam. Pilihan apa yang kumiliki? Aku punya sedikit uang dan hampir tidak ada makanan," kata Meena dengan suaranya serak dan tegang. Dia salah satu pekerja asal bagian utara Rajasthan.
Selain Meena, di antara para imigran ada Kajodi. Seorang wanita berusia 90 tahun. Keluarganya menjual mainan murah di lampu lalu lintas di pinggiran kota di luar Delhi.
Dia berjalan bersama keluarganya ke Rajasthan, sekitar 100 km (62 mil) jauhnya. Untuk bisa bertahan, mereka memakan biskuit dan merokok beedis (rokok tradisional linting tangan).
Terlihat juga seorang bocah lelaki berusia lima tahun menempuh perjalanan sejauh 700 km (434 mil) dengan ayahnya. Perjalanan ini menuju Madhya Pradesh, India Tengah. Sang ayah bekerja sebagai kuli bangunan.
"Ketika matahari terbenam kita akan berhenti dan tidur," kata sang ayah
Ada juga keluarga yang lain, tampak seorang wanita berjalan dengan suami dan putrinya. Putri kecil itu berusia dua setengah tahun. Dalam tas mereka diisi makanan, pakaian, dan air.
"Kami punya tempat tinggal tetapi tidak punya uang untuk membeli makanan," katanya.
Lalu ada Rajneesh, seorang pekerja mobil berusia 26 tahun. Dia berjalan sejauh 250 km (155 mil) ke Uttar Pradesh. Dia memperkirakan butuh empat hari untuk bisa sampai tujuan. Namun, dalam perjalanannya, dia mengatakan akan mati sebelum terserang virus corona.
"Kita akan mati berjalan sebelum coronavirus menyerang kita," ucapnya
Tentunya, pria tersebut tidak berlebihan. Pekan lalu, pada sekitar 23 Maret 2020, seorang pria berusia 39 tahun meninggal. Dia telah menempuh perjalanan 300km (186 mil) dari Delhi ke Madhya Pradesh. Dia mengeluh sakit dada dan kelelahan. Tak lama setelah itu dia meninggal.
Selaras dengan pria 39 tahun itu, ada seorang pria berusia 62 tahun Dia juga mengalami hal yang sama. Setelah kembali dari rumah sakit dengan berjalan kaki di Gujarat, dia pingsan. Tak selang beberapa saat setelah itu, dia meninggal. Selain itu, ada empat migran lain yang mati ditabrak sebuah truk di jalan yang gelap.
Sebenarnya pemerintah setempat telah mengumumkan akan menjamin mereka. Tetapi pemerintah gagal, para imigran memilih kembali pulang. Ketua Menteri Delhi, Arvind Kejriwal, memohon para pekerja untuk tidak meninggalkan ibukota.
Pemerintah berjanji akan membayar sewa mereka, dan mengumumkan pembukaan 568 pusat distribusi makanan di ibukota.
Di sisi lain, Perdana Menteri Narendra Modi meminta maaf atas lockdown sebagai antisipasi corona. Menurutnya, lockdown telah menyebabkan kesulitan dalam hidup, terutama orang-orang miskin. Akhirnya, dia pun tak memperpanjang kebijakan lockdown tersebut.
India memiliki 1.071 kasus virus corona yang 29 di antaranya berujung pada kematian.