Ratusan Hektare Tanaman Padi Bojonegoro Terendam Banjir
Ratusan hektare tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, rusak terendam banjir akibat luapan air Kali Kening dari Tuban yang menuju ke Sungai Bengawan Solo.
Seorang petani Desa Guyangan, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro Tamran di tepi jalan di dekat sawahnya, Kamis, menjelaskan tanaman padinya yang terendam banjir seluas 1 hektare di empat lokasi. Sebagian ada yang sudah siap panen, sebagian lainnya berumur sebulan dan belum tanam karena baru menebar benih.
"Kalau terendam air banjir begini ya jelas rusak, termasuk benih tanaman padi," ucapnya menjelaskan.
Tamran yang didampingi rekannya sesama petani, Santoso dan Suminto, memperkirakan kerugian akibat kerusakan tanaman padinya mencapai Rp10 juta lebih, mulai untuk biaya tanam, pembelian pupuk, juga kebutuhan lainnya.
"Saya tidak mengikutkan tanaman padi saya mendaftar asuransi usaha tanam padi (AUTP) termasuk semua petani di desa saya untuk tanaman padinya juga tidak didaftarkan masuk AUTP," ujar dia yang kemudian dibenarkan oleh Santoso dan Suminto.
Selain tanaman padi di Desa Guyangan, menurut Suminto yang juga Jogo Tirto Desa Guyangan, semua tanaman padi di Desa Mori, Sumberjokentong, dan Trucuk, masih di Kecamatan Trucuk, juga terendam air banjir.
Selain itu, luapan air Kali Kening juga merusak tanaman padi di Desa Margorejo, Brangkal, dan desa lainnya di Kecamatan Parengan, Tuban, selain juga tanaman tebu.
"Tanaman padi ini sebenarnya belum waktunya dipanen, tapi karena terendam air banjir terpaksa dipanen paksa," ucap seorang petani Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, Choiri yang bersama sejumlah pekerja memanen tanaman padi.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, yang dimintai konfirmasi mengaku belum menerima laporan data kerusakan areal pertanian yang disebabkan banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang.
"Belum ada laporan masuk dari kecamatan. Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro sekarang ini cenderung stabil," ucapnya.
Data yang diperoleh menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, mencapai 14,52 meter (siaga kuning), Kamis pukul 10.00 WIB. Ketinggian air di TBS itu turun dibandingkan 1 jam lalu dengan ketinggian 14,53 meter.
Sedangkan ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari kota, pada waktu bersamaan 27,30 meter.
"BPBD tetap waspada, sebab dilaporkan ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, sempat masuk siaga merah," ucapnya. (ant)