Ratusan Ekor Sapi di Sidoarjo Terpapar PKM, Pasar Hewan Tutup
Ratusan ekor sapi di Sidoarjo terpapar penyakit kuku dan mulut (PKM). Akibatnya, pasar hewan yang berlokasi di Kecamatan Krian, untuk sementara waktu ditutup. Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Peternakan Sidoarjo, Tony Hartono mengatakan, sebanyak 922 ekor sapi terpapar PKM. Hewan ternak itu tersebar di 13 Kecamatan di Sidoarjo.
"Penyakit ini sangat mudah menular ke sesama hewan. Namun tidak bersifat zoonosis, yakni tidak bisa menular ke manusia termasuk peternaknya," terangnya.
Dari jumlah hewan yang terpapar PKM tersebut, 765 ekor di antaranya mengalami gejala sakit. Namun, penyakit ini bisa disembuhkan meskipun penyebaran virusnya sangat cepat.
Awalnya, virus itu diketahui menyebar di 11 Kecamatan pada tanggal 5 Mei 2022. Namun hingga saat ini sudah menyebar luas di 13 kecamatan. Meski hewan tersebut terserang virus, namun dagingnya aman dikonsumsi.
“Aman, asal harus direbus dulu. Minimal lima belas menit pada suhu 70 derajat. Begitu juga produk-produk turunannya, kalau sudah dimasak virusnya juga mati,” jelas Tony.
Hingga saat ini, lanjut Tony, ada 769 ekor sapi yang suspect penyakit kuku dan mulut yang tersebar di 13 kecamatan se Sidoarjo. Sebagai upaya pencegahan agar PKM tidak menyebar luas, pihaknya menutup pasar hewan di Kecamatan Krian untuk sementara waktu. Sedangkan rumah pemotongan hewan tetap dibuka.
“Langkah antisipasi tentu dilakukan. Hewan yang datang harus disemprot disinfektan dulu,” imbuhnya.
Bagi peternak, kebersihan kandang harus terjaga. Gejala PKM pada sapi dimulai dengan panas tubuh yang tinggi, tidak mau makan, timbul luka di mulut serta tidak bisa berdiri karena kukunya terluka.
“Berdasarkan monitoring saat ini sudah ada 52 ekor sapi yang sembuh. Indikasinya sapi sudah bisa berdiri, suhu tubuh sudah turun dan bisa makan kembali. Kalau sudah begitu tinggal pemulihan dengan memberikan vitamin,” pungkas Tony.
Advertisement