Ratusan Calon Penerima Bidikmisi Unair Jangan Dulu Bernafas Lega
Universitas Airlangga (Unair) pada tahun 2018 ini menerima 2.160 mahasiswa baru dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Sebanyak 335 diantaranya adalah mahasiswa dengan bantuan biaya pendidikan Bidikmisi.
"Ke-335 mahasiswa jalur Bidikmisi yang diterima, 15 persen dan 20 persen-nya berasal dari SNMPTN. Kuota Bidikmisi sudah penuh dan tidak bisa lagi diberikan ke jalur Mandiri," kata Nasih, saat ditemui di Rektorat Unair, Selasa, 3 Juli 2018.
Total calon penerima Bidikmisi yang diterima sebanyak 761 yang terdiri dari jalur SNMPTN sebanyak 426, dan dari jalur SBMPTN sebanyak 335. Angka itu melebihi alokasi yang diberikan Kementerian pada Unair yakni 743 orang saja. "Kita kelebihan 18," katanya.
Ke 761 peserta yang dinyatakan lolos Bidikmisi tersebut masih bersifat tentatif. Peserta terlebih dahulu harus melalui serangkaian proses verifikasi faktual.
"Keseluruhan mahasiswa melalui Bidikmisi ini harus melalui verifikasi faktual dulu, sebelum secara resmi diterima," ujarnya.
Hal yang perlu diverifikasi, salah satunya adalah penghasilan orang tua, yakni pendapatan kotor maksimal sebesar Rp 2 juta per bulan.
Proses verifikasi itu dilakukan agar Unair tak salah sasaran dalam memberikan beasiswa. Dalam proses verifikasi, tim survei akan meninjau langsung ke rumah calon mahasiswa.
"Apabila ditemukan yang bersangkutan terindikasi mampu secara ekonomi, maka status Bidikmisinya bisa dicabut," ujarnya.
Kendati demikian, lanjut Nasih, calon mahasiswa itu tetap diterima sebagai mahasiswa Unair dengan harus membayar sendiri sesuai dengan kategorisasi Uang Kuliah Tunggal yang ditentukan.
"Namun dia status mahasiswanya tetap karena sudah terbukti layak secara akademis," ujar Nasih. (frd)