Ratusan Burung Dilepasliarkan di Destinasi Wisata De Djawatan
Ratusan burung Trucuk dan Perenjak dilepasliarkan di destinasi wisata De Djawatan, Rabu, 17 Desember 2021. Pelepasan burung ini dilakukan sebagai upaya menjaga kelestarian kedua jenis burung tersebut sekaligus untuk konservasi sumberdaya alam dengan menyeimbangkan rantai makanan.
Pelepasan dua jenis burung ini dilakukan oleh komunitas wartawan Banyuwangi bersama Perhutani KPH Banyuwangi Selatan dan PT. Bumi Suksesindo untuk memperingati Hari Pers Nasional ke-75. De Djawatan dipilih sebagai lokasi pelepasan karena destinasi ini merupakan salah satu wisata alam yang memiliki nuansa ekologi yang sangat kuat.
“Pelepasliaran burung pemakan adalah kolaborasi dengan media. Ini bagian dari konservasi dan konservasi ini tugas utama kami, Perhutani, selaku pengelola hutan,” ujar Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Panca Putra Maju Sihite.
Panca menambahkan, kegiatan ini seiring dengan upaya Perhutani dalam mengelola hutan yang harus dilakukan secara lestari. Dia berharap dengan pelepasliaran dua jenis burung ini bisa melengkapi rantai makanan sehingga ketika ada hama, seperti ulat, bisa diatasi secara konservasi bukan kimiawi.
“Diharapkan pelepasan burung ini bisa mengendalikan hama utamanya ulat yang mungkin kalau dibiarkan bisa mengganggu wisatawan,” jelasnya.
Kegiatan ini, menurut Panca, akan dilakukan secara berkesinambungan. Kedepan pihaknya akan berkolaborasi dengan seluruh stake holder terkait untuk menambah lebih banyak jenis burung untuk dilepaskan ke alam liar.
“Nanti hari-hari berikutnya kita lanjutkan lagi dengan pelepasan berbagai burung yang memang secara konservasi bisa membantu keseimbangan alam,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Manager External Affair PT Bumi Suksesindo, Sudarmono, menyatakan, dua jenis burung itu merupakan jenis burung pemakan ulat. Burung-burung itu sengaja dilepaskan di De Djawatan karena sesuai dengan habitat aslinya.
“Sehingga diharapkan ini bukan hanya konservasi tapi bisa membantu bagaimana memberantas hama dengan pemakan hama itu sendiri. Jadi memainkan siklusnya mereka untuk membantu konservasi lingkungan,” tegasnya.
Program seperti itu, lanjut Sudarmono, merupakan salah satu fokus utama perusahaannya. Selain profit oriented, perusahaannya secara ekonomi, sosial, juga bisa memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu konservasi lingkungan juga menjadi bagian dari upaya-upaya yang dilakukan perusahaannya.
“Karena tempat wisata yang memiliki nuansa lingkungan memang perlu banyak diekspolre untuk menjadi dorongan ekonomi di masyarakat,” ujarnya.
Advertisement