Ratusan Buku Dirazia di Amerika Serikat Tahun 2022, Ini Topiknya
Razia buku banyak berlangsung di sejumlah sekolah di Amerika Serikat sepanjang 2022. Razia diperkirakan akan semakin meningkat tahun ini mengikuti menguatnya serangan kelompok ekstremis. Sejumlah buku bertema LGBT dan buku buatan penulis kulit berwarna, menjadi sasaran razia dan sensor.
Buku yang Dilarang
Asosiasi Perpustakaan Amerika menyebut ada sebanyak 681 upaya untuk menyortir sejumlah buku, masuk di perpustakaan sekolah, sepanjang 8 bulan pertama di tahun 2022.
Larangan itu menyasar 1.651 judul buku berbeda. Di antaranya bertema LGBT serta buku yang ditulis oleh komunitas kulit berwarna.
Texas dan Florida disebut menjadi wilayah teratas dalam daftar tersebut. Florida yang baru saja mengesahkan undang-undang "jangan bilang gay" di tahun ini, melarang 566 judul buku di sejumlah sekolah. Jumlah ini hanya dilampaui Texas yang melarang sebanyak 801 buku di sebanyak 22 sekolah di wilayah tersebut, berdasarkan laporan per November.
"Saya tak menduga ini akan menyusut. Di banyak wilayah, sejumlah ekstremis terus menguat dan melanjutkan razia," kata Jonathan Friedman, Direktur Program Kebebasan Berekspresi dan Pendidikan di Pen Amerika, diterjemahkan dari The Guardian, Minggu 25 Desember 2022.
Cara Sensor Perpustakaan
Larangan buku tertentu dilakukan oleh perpustakaan di sekolah. Mereka menyensor ketat buku yang boleh masuk dan dibaca oleh para pelajar di sekolah itu. Ini juga dilakukan di wilayah Missouri dan Utah. Sedikitnya ada 300 judul buku yang dilarang di 11 distrik sekolah di Missouri, menurut data Pen America.
Selain menyortir buku, sejumlah sekolah juga meminta persyaratan persetujuan orang tua jika siswa ingin meminjam 17 judul buku. Ini ditemukan di sejumlah distrik sekolah di Utah. Buku tersebut memiliki topik pengalaman LGBTQ serta topik budaya perkosaan dan seksisme.
Dorongan Kelompok Konservatif
Sensor dan razia buku di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat banyak didorong oleh kelompok konservatif. Mereka memiliki kaitan dengan donor kaya dari sayap kanan.
Kelompok seperti Moms for Liberty and Parents Defending Education menjadi bagian penting dari upaya sensor buku di Amerika Serikat.
Hanya saja, menurut Friedman, banyak di antara kelompok yang mendorong sensor buku, justru tak pernah membaca buku yang dilarang tersebut.
Penolakan muncul dipicu daftar judul buku yang beredar di kalangan sayap kanan, dan kemudian akan diambil oleh kelompok konservatif, sebagai bahan komplain kepada dewan sekolah. Sehingga komplain itu tidak mencerminkan pengetahuan atas buku yang dilaporkan.
"Melihat ini selama beberapa tahun terakhir, saya yakin sebagian besar larangan tak akan terjadi bila orang yang mengajukan petisi, mengeja nama penulis dan judul buku dengan benar," kata Friedman.
Maka, Friedman menyimpulkan, "Jika dewan sekolah mengatakan:' Anda tidak dapat mengirimkan formulir dengan kesalahan ejaan', maka ini akan membuat perubahan yang besar," imbuhnya.
Advertisement