RatjoenCC Malang Gelar Fun Rally Menjunjung Protokol Kesehatan
Meskipun pandemi corona virus masih tetap ada, tetapi tidak mengurangi semangat komunitas sepeda terbesar di Malang, Jawa Timur, Ratjoen Cycling Club (RatjoenCC) berolahraga.
Mereka paham, olahraga bisa menaikkan imunitas tubuh sehingga terhindar dari corona virus. Selain itu, bersepeda mengeluarkan hormon endorphine yang bisa membuat bahagia sehingga menambah imunitas tubuh.
Tentunya, tanpa mengurangi semangat menjunjung tinggi protokol kesehatan. “Ini hal wajib paling utama! Ride ini pertama kali resmi setelah enam bulan RatjoenCC libur official ride,” bilang Irawan Djakaria, penasihat RatjoenCC.
Hari Minggu, 27 September kemarin, RatjoenCC mengadakan gowes bareng. Tapi sangat kreatif. Meskipun gowes bareng, tapi tidak bergerombol sama sekali. Di tempat start, finis, sepanjang perjalanan tidak ada yang bergerombol dan semuanya disiplin menggunakan masker.
Gowes bareng ini diberi nama Ratjoen Fun Rally 2020. Kali ini, sekitar 100 anggota RatjoenCC ambil bagian. Jadi ada 10 kelompok yang berisi 10 anggota tiap kelompok.
Ada kejutan dari sponsor utama RatjoenCC yaitu salah satu bos sepeda Trek, Ong Djoenaidi datang jauh-jauh dari Jakarta demi mengikuti acara ini. “Sudah lama kami tidak bersilaturahmi sekaligus saya ingin mengikuti acara unik, kreatif dan keren dari RatjoenCC Malang ini,” tukas Om Djoen, panggilan akrabnya.
Sebelum berangkat, seluruh peserta minum susu Cowco Milk dan Hydrococo, minuman air kelapa yang merupakan sponsor kali ini.
Tepat jam jam 06:00WIB pagi, sepuluh kelompok ini berangkat dari markas RatjoenCC di Jalan Semarang Nomor 1 Malang. Mereka menuju tiga rute yang berbeda.
“Dengan tujuan agar tidak bertemu di jalan dan bergerombol. Jadi sepuluh kelompok ini kami pisah rutenya menjadi tiga. Tapi tempat finis sama di Kusuma Agro Hotel, Batu milik Arthur Alexander, anggota RatjoenCC juga,” jelas Hendry Sudjana, Ketua Panitia Ratjoen Fun Rally 2020.
Meskipun dipisah begitu, tapi panitia adil. Jarak tempuh dan elevasinya mirip-mirip yaitu total 40 km dengan elevasi 700 meter. “Tidak terlalu jauh dan menyiksa. Jadi newbie pun masih aman,” tutur Hendry.
Menurut pria ramah ini, aturan mainnya mirip dengan rally mobil. Jadi setiap peserta harus menemukan tempat yang diberikan secara teka teki ke peserta.
“Misalnya clue adalah gambar ikan, tempe, nanas. Diambil huruf depan semua, jadilah ITN. Nah, itu adalah universitas ITN, Karanglo, Malang. Jadi peserta harus gowes menuju ITN untuk mendapatkan stempel tanda checkpoint,” jelas Jrink, panggilan akrab Hendry.
Ada lima titik foto yang harus ditemukan dengan memecahkan clue yang diberikan seperti itu. Lantas ada dua checkpoint yang merupakan sponsor gowes bareng ini. Yaitu Honda Mandalasena milik Aswin dan Reborn Café milik Bintoro Liauw. Kedua checkpoint ini adalah milik anggota RatjoenCC.
Hendry juga menambahkan, semua checkpoint adalah tempat terbuka dan luas. Jadi menghindari peserta bergerombol. Sekali lagi untuk protokol kesehatan.
Bahkan, protokol kesehatan ini masuk dalam penilaian poin oleh panitia. Apabila ketahuan ada anggota kelompoknya ada yang tidak pakai masker. Atau pakai masker tapi di dagu, maka akan langsung dipotong point lumayan besar.
Gowes bareng kali ini juga ada kegiatan sosialnya. Total ada 500 masker berbahan cotton yang dibagikan ke warga yang ditemui tidak bermasker di sepanjang perjalanan. “Jadi tiap kelompok membawa masker untuk dibagikan,” bilang Irawan.
Ratjoen Fun Rally seperti ini membuat anggota RatjoenCC kian akrab. Karena panitia yang menentukan siapa ketua kelompok dan siapa anggotanya.
“Kami memilih cyclist yang kuat untuk jadi leader. Lalu anggotanya dicampur ada yang newbie, ada yang kekuatannya medium, ada yang masih belum terlalu kuat. Agar kompak dan makin akrab antar anggota. Karena biasanya mereka bergerombol sendiri tidak menyatu dengan anggota RatjoenCC lainnya. Nah, kali ini mereka dipaksa untuk menyatu. Dan menunjukkan kekompakan. Itu point utama dari gowes bareng kali ini,” tutur Pudjiyanto Oentoro, Ketua RatjoenCC.
Ketua kelompok harus punya strategi agar anggota kelompoknya bisa finis bersama di Kusuma Agro, Batu. Jadi kekompakan harus dijaga. Bagaimana caranya agar saat gowes menanjak bisa bersama tanpa saling meninggalkan temannya.
Bahkan, saking kompaknya, ada ketua kelompok yang bernama Victor Hadi membawa tali dan menarik newbie, namanya Ramzy yang belum kuat gowes menanjak ke Wukir.
Ada juga ketua kelompok yang memberikan “tapak sakti” ke anggota yang kurang kuat sat nanjak ke Oro-Oro Ombo. Semua demi kebersamaan dan kekompakan.
Sekitar jam 9, peserta terakhir finis di Kusuma Agro, Batu. Di sini, sengaja tidak disediakan makan prasmanan, tetapi menggunakan nasi kotak. Tujuannya agar peserta bisa duduk menyebar tanpa harus bergerombol mengambil makanan. Sekali lagi, demi protokol kesehatan.
Juga tidak ada acara yang khusus. Hanya foto-foto dan beberapa peserta ngobrol temu kangen.
Siapa pemenang rally ini? Hendry mengatakan bahwa kelompok pemenang akan diumumkan seminggu setelah gowes bareng ini. Karena panitia harus kalkulasi poin dari masing-masing kelompok.
“Untuk menghindari bergerombol menunggu hasil lomba. Sengaja tidak kami umumkan di hari H. Tapi akan diumumkan lewat media sosial RatjoenCC,” jelas Pudjianto.
Banyak anggota RatjoenCC yang mengapresiasi gowes bareng kali ini. “Ketua kelompok yang kuat harus peduli dengan anggotanya. Mereka tidak isa lagi mengejar waktu segmen Strava. Kesampingkan dulu ego pribadi hehehe…,” tutur Jemmy Tempeman, salah satu anggota RatjoenCC.
Ferry Syang malah menginginkan gowes bareng sistem games seperti ini lebih sering diadakan. Meskipun corona virus telah lewat. Karena selain seru, menurutnya juga sangat menjunjung tinggi sportivitas, kekompakan, mendekatkan antara anggota RatjoenCC.
Sukses dan kreatif, itulah yang diharus dilakukan komunitas sepeda di tengah pandemi Covid-19 ini. Salut!