Rasulullah Tak Jalankan Semua Perintah Al-Quran secara Tekstualis
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas mengatakan, Muhammadiyah memahami Al-Quran sebagai kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (S.a.w.).
Sementara Sunah Rasul berarti penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (S.a.w.) dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
“Penjelasan dan pelaksanaan Al-Quran dalam Sunah Nabi itu menggunakan akal pikiran Nabi dan dengan memahami jiwa ajaran Islam. Definisi ini tentu berangkat dari pemahaman yang mendalam tentang Sunah Nabi dalam hubungannya dengan Al-Quran karena Nabi tidak mengamalkan makna al Quran secara literal seluruhnya,” ungkap Hamim dalam acara Sosialisasi dan Kunjungan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, dikutip Sabtu 1 Mei 2021.
Hamim menegaskan, Nabi Saw tidak menjalankan seluruh perintah dalam Al-Quran secara tekstualis. Misalnya dalam QS. Al Baqarah ayat 191 Allah memerintahkan wa-qtuluhum hatsu tsaqiftumuhum (bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka).
Akan tetapi, kata Hamim, Nabi Saw tidak melakukan pembunuhan pada orang kafir di mana pun Nabi menemui mereka. Inilah bukti bahwa Nabi menjalankan ajaran agama dengan akal pikiran dan memahami jiwa ajaran Islam.
Selain itu dalam QS. Al-Baqarah ayat 191 Allah memerintahkan wa akhrijuhum min haitsu akhrajukum (usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu). Ayat ini mengandung perintah untuk mengusir orang-orang kafir Quraisy, akan tetapi, kata Hamim, ketika Nabi berhasil melakukan pembebasan kota Mekkah, beliau tidak membalas kebiadaban penduduk Mekkah.
“Kepada penduduk Mekkah Nabi tidak melakukan balas dendam. Tapi Nabi malah mengampuni. Jadi Nabi tidak melaksanakan QS. Al Baqarah ayat 191 secara tekstual. Mengapa? Karena Nabi Saw memahami ayat tersebut dengan akal pikiran dan jiwa ajaran Islam,” jelasnya.
Jiwa ajaran Islam yang rahmat lilalamin tersebut menurut Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini meliputi lahum ajruhum ‘inda rabbihim (menyejahterakan), wa la khaufun ‘alaihim (mendamaikan), dan wa la hum yahzanun (membahagiakan).