Rasulullah Nikahi Janda-janda Tua, kecuali Siti Aisyah
SETELAH Khadijah wafat, karena begitu cinta para istrinya itu, Rasulullah SAW mendudu selama dua tahun. Fakta sejarah itulah yang tercantum dalam Sirah Nabawiyah. Namun, fakta semacam ini dikaburkan dengan anggapan Kanjeng Nabi suka berpoligami. Karena itu pula, para orientalis justru menggunakan sisi inilah untuk menghantam Islam: seolah Rasulullah itu senantiasa mengedepankan hasrat seksualnya semata.
Inilah kelanjutan 10 Alasan Syar’i Menolak Poligami, menurut Kiai Marzuki Wahid.
(4). Jika poligami disunnahkan, tentu Nabi SAW melakukannya sejak awal, saat masih muda, saat dalam pernikahan dengan Sayyidah Khadijah. Namun, Nabi tidak melakukannya.
(5). Apa yang dilakukan Nabi SAW, pada hakikatnya, Nabi tidak berpoligami, tapi dakwah dengan cara mengawini perempuan. Ini bukan ajaran, tapi strategi dakwah yang hanya relevan pada saat itu. Poligami sebagai cara dakwah yang saat itu banyak dipraktikkan orang secara budaya.
Nabi SAW tidak membenarkannya, tapi mengubahnya agar Jika tidak bisa adil, maka harus monogami. Yang dinikahi Nabi SAW bukan perempuan yang menarik secara seksual, tapi yang berdampak kuat pada dakwah islamiyah. Yang dinikahi Nabi SAW adalah janda-janda tua, kecuali Aisyah.
(6). Masa monogami Nabi SAW lebih lama 3 kali lipat lebih (28 tahun) dari pada masa strategi dakwah dengan cara mengawini (hanya 8 tahun).
Dalam masyarakat Indonesia penolakan terhadap poligami berjalan cukup keras. Bahkan, ada seorang Artis Raline Syah secara tegas menolak praktik istri lebih dari satu dalam semasa tersebut. (bersambung)