Rasulullah: Jangan Jadi Orang yang Pailit, Bangkrut dalam Iman
Setiap hari, setiap pribadi Muslim selalu diingatkan agar terus meningkatkan perbaikan diri. Baik dalam beribadah maupun dalam aktivitas yang sifatnya sosial. Meski begitu, pada akhirnya ada pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wata'ala (Swt).
"Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya? (Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (Al-Quran Surat Al-Kahfi: 103-104).
Pesan-pesan Rasulullah Muhammad Shallallahu alai wasallam (SAW) pernah menjadi perhatian kita setiap waktu.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : هل تدرون من المفلس , قلنا : المفلس فينا يارسول الله من لا درهم ولا دينار ولا متاع , قال : المفلس من امتي من ياءتى يوم القيامة بصلاة وصيام وزكاة , وياءتى قد شتم هذا , وقذف هذا , واكل مال هذا , وسفك دم هذا , وضرب هذا , فيعطى هذا من حسناته , وهذا من حسناته , فان فنيت حسناته قبل ان يقضي ماعليه اخذ من خطاياهم , فطرحت عليه , ثم طرح فى النار
Rasulullah SAW. telah bersabda :
"Apakah kalian tau, siapa yang dinamakan orang yang pailit atau bangkrut itu...? "
Kami menjawab, Ya Rasulallah, orang yang pailit dari kami adalah : orang yang tidak mempunyai Dirham, Dinar, dan juga tidak mempunyai harta benda, lalu Rasulullah bersabda :
"Bahwa orang yang pailit atau bangkrut dari umatku adalah : Orang yang datang pada hari Kiamat dengan membawa pahala sholat, puasa, zakat. Dan ia datang dimana ia mencaci maki orang ini, memfitnah orang ini, memakan harta orang ini, mengalirkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Lalu orang-orang ini diberi amal kebaikannya dan orang-orang ini juga diberi amal kebaikannya dari amal-amal kebaikannya. Kalau amal kebaikannya sudah habis sebelum terbayar apa yang menjadi tanggungannya, maka diambil dari kejelekan-kejelekan atau dosa-dosa mereka, lalu ( dosa-dosa tadi ) dilemparkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam Neraka. "
Fakta di Indonesia Kini
Oleh karena itu di negara kita Indonesia ini, khususnya di Jawa ada tradisi halal bi halal atau saling maaf-memaafkan antara sesama manusia setelah lebaran yang merupakan tradisi dan warisan dari para leluhur, adalah warisan yang baik yang harus kita jaga dan kita lestarikan agar kita tidak pailit atau bangkrut di akhirat nanti, karena dosa-dosa yang berhubungan dengan sesama manusia sudah saling memaafkan.
Demikian penjelasan Imam Al-Ghazali, dari Kitab Ihya' Ulumuddin jilid 4 hal : 540.
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, saling memaafkan, beruntung di dunia beruntung di akhirat. Aamiin....!!!
Demikian tausiyah pagi bersama Ust Keman Almaarif. Semoga bermanfaat.