Rasulullah Belajar dari Para Rabbi Yahudi, Ihwal Misteri Babi
Sumanto Al Qurtuby, memberi catatan menarik. Seorang akademisi asli Batang, Jawa Tengah, yang saat ini menjadi dosen antropologi di King Fahd Petroleum University, Arab Saudi, menulis tentang "Misteri Babi di Jazirah Arab":
Saya pernah menulis Kuliah Virtual beberapa seri tentang sejarah perbabian di Timur Tengah (silakan diubek-ubek sendiri di akun Pesbukku. Enyong agak malas ngubek-ngubek barange dewek). Tapi saya belum sempat membahas tentang misteri babi di Jazirah Arabia atau Semenanjung Arab, tempat Islam dilahirkan.
Cukup lama saya mengubak-ubek berbagai literatur ilmiah tentang sejarah perbabian di kawasan ini tetapi sampai sekarang belum mendapatkan sumber terpercaya dan akademis tentang adanya makhluk si congor monyong yang bernama babi di Jazirah Arab.
Berbagai studi kesejarahan dan arkeologi membuktikan sangat kuat kalau Mesir menjadi salah satu sarang babi. Sejak zaman Pra-Dinasti, babi diternak dan dijadikan sebagai konsumsi di Mesir. Hingga kini, masih ada masyarakat Mesir, seperti di kawasan Giza, yang menjadi peternak babi. Daging babi juga di jual di restoran-restoran di Mesir.
Tidak semua negara di Timur Tengah melarang babi. Hanya Arab Saudi, Qatar dan Kuwait saja yang terang-terangan melarang secara formal penjualan daging babi. Di Uni Emirat Arab, kaliyen masih bisa menjumpai supermarket dan resto yang menjual daging babi. Biasanya mereka tulis khusus "Daging babi ini khusus untuk non-Muslim". Di Bahrain, tetangga Arab Saudi, juga begitu. Teman-teman buleku yang hobi liburan ke Bahrain sering cerita tentang ini.
Selain Mesir, para ilmuwan juga mencatat kalau babi juga ada di kawasan Levant atau Trans-Jordan (Suriah, Israel, Lebanon, Palestina, Yordania). Demikian pula di kawasan Afrika Utara & Barat (Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya), Irak dan Iran. Tetapi tidak di kawasan Jazirah Arab.
Hewan-hewan asli & tinggal di Jazirah Arab itu adalah, antara lain, kadal gurun (dhob), munyuk gurun (Hamadriyas Baboon), anjing gurun (Saluki Hound), kijang (Nubian Ibex & Sand Gazelle), srigala Arab (Arabian wolf), rubah (red fox), hyena (stripped hyena), musang (white-tailed mongoose), landak (desert hedgehog), caracal, dan Arabian leopard. Babi tidak masuk daftar hewan yang pernah tinggal di Jazirah Arab.
Lalu, bagaimana ceritanya Al-Qur'an menyebut nama "khinzir" (babi) sebagai hewan yang haram dimakan dagingnya? Dari mana informasi ini? Siapa yang membisikkan kalau ada makhluk bernama si babi yang dagingnya tidak boleh dimakan? Kenapa yang diharamkan daging babi? Kenapa bukan daging leopard, asu kirik, landak, musang, munyuk, kadal dan lain sebagainya yang ada di kawasan Jazirah Arab?
Patut diduga kuat, kalau informasi tentang keharaman babi itu bersumber dari orang-orang Yahudi. Dulu memang banyak suku-suku Yahudi yang tinggal di Madinah dan bergaul dengan Nabi Muhammad. Para sarjana Islam dan sejarawan juga mencatat kalau Nabi Muhammad juga banyak belajar dengan para rabbi Yahudi.
Kitab-kitab Yahudi memang panjang-lebar menjelaskan keharaman daging babi. Oleh karena itu umat Yahudi ortodoks bisa dipastikan 100 % tidak makan daging babi. Nah, kira-kira bijimana penjelasan singkat ini beb, beib, bib, bibib, babab, babah, bebeb, bebeh...?
Jabal Dhahran, Jazirah Arabia.
*) Dipetik dari akun facebook Sumanto Al Qurtuby.