Rasa Kangen pun Teraduk, Mahasiswa Turknesia Lebaran di Turki
Masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1443 H, mahasiswa Turknesia bercerita tentang asyiknya merayakan Idul Fitri di Turki. Hal ini merupakan pengalaman pertama bagi para mahasiswa baru berlebaran di Turki.
Perasaan haru bercampur aduk dengan rasa kangen berada di Negeri Seribu Masjid, Turki, seolah menjadi saksi perjuangan para mahasiswa baru Indonesia yang saat ini kuliah mandiri di pelbagai universitas negeri di Turki.
Gema takbir berkumandang dengan nada khas para bilal Turki yang mengiringi imam-imam masjid jami saat tiba waktu 1 Syawal 1443 H tahun ini. Tak terasa air mata berlinang, antara rasa syukur yang dalam, telah berhasil menembus seleksi masuk yang ketat di universitas-universitas bergengsi di Turki. Suatu kebanggaan tersendiri bagi orang tua di Indonesia saat anak-anaknya kini bisa menapak karir di negeri jauh dengan penuh semangat dan harapan.
Idul Fitri di KBRI Ankara dan KJRI Istanbul
Di Ankara dan Istanbul, mahasiswa diundang untuk merayakan Idul Fitri di KBRI Ankara dan KJRI Istanbul – tradisi tahunan yang sangat ditunggu-tunggu mahasiswa Indonesia saat Lebaran tiba dan tidak ‘’mudik’’ ke tanah air. Saat para keluarga Indonesia berpayah-payah mudik dan mencicipi hidangan lebaran, anak mahasiswa di Turki cukup hadir di Istanbul atau Ankara untuk bisa shalat berjamaah dan mencicipi masakah khas Indonesia yang telah disediakan Pak Dubes dan Pak Konjen.
‘’Kami di Istanbul sebelum ke KJRI sengaja ingin shalat Ied di Hagia Sophia. Dan luar biasa syahdunya sampai terharu dan bangga shalat bersama kaum muslimin di Turki di masjid megah yang baru saja beralih fungsi dari museum itu’’, tutur Fathiyyah, mahasiswi University of Health Science Istanbul.
Di berbagai kota di mana mahasiswa Indonesia berada, acara sesudah shalat Ied di wilayah masing-masing dilangsungkan dengan khidmad dan ramai. ‘’Kalau di KBRI Ankara, banyak rekan dari kota lain kumpul. Setelah shalat Ied di Wisma Duta KBRI dilanjutkan makan bersama menu Indonesia, opor ayam, tempe tahu, sambal goreng ati.. Obat rindu Indonesia’’, seru Mayra, mahasiswi Ankara Yildirim University.
Kemeriahan tak kalah di kota-kota Kayseri, Isparta, Kahramanmaras, dan Sakarya di mana banyak mahasiswa Indonesia tak bisa mudik tahun ini karena berbagai sebab. ‘’Kami gembira shalat jamaah di sini, kemudian dilanjutklan dengan menyantap masakan khas Indonesia produksi rekan-rekan yang sudah terampil memasak. Seru lebaran di Sakarya’’, sahut Fahmi, mahasiswa Sakarya University di Sakarya.
Menyiapkan Diri untuk Mandiri
Mahasiswa Angkatan 2021 merupakan Angkatan terbaru yang masih menjalani masa pendampingan di Turki bersama Turknesia di berbagai kota. Kesan bersahabat dari para mukimin orang Turki di berbagai kota relatif sama: ramah dan sangat penderma bila bertemu mahasiswa Indonesia. Pada waktu Ramadhan dan juga lebaran yang memang tidak begitu ramai seperti di Indonesia, makanan senantiasa melimpah untuk dibagikan bagi para pendatang yang hadir untuk ifthar Ramadan ataupun silaturahim paska salat Iedul Fitri.
‘’Kami merasakan kenyamanan dalam bersosialisasi di kota kami yang ramah dan kini adik-adik terbiasa mandiri menyelesaikan berbagai persoalan yang ada selama masa awal kuliah di Turki. Keaktivan adik-adik menentukan proses adaptasi ini dan karenanya Turknesia membimbing mereka untuk sigap dalam menyelesaikan masalah di lokasi kuliah dan tinggalnya’’, ujar Hanif Fauzan, manager Operational dan pendamping utama Turknesia di Kayseri.
‘’Kami melihat proses kemandirian ini dibentuk selama masa adaptasi dan pendampingan yang intens yang telah kami canangkan selama 1 tahun. Para mahasiswa menyadari bahwa beban menjadi insan internasional tidaklah mudah, namun itu semua merupakan insentif bagi proses pemandirian dan pembekalan terbaik menuju kematangan karir ke depan’’, tambah Dijan Soebromo, MT, International Relations Director Turknesia.
Sebagai kelengkapan dari proses pendampingan tersebut Turknesia bekerja penuh dalam mendampingi mahasiswa baru yang masih banyak mengalami kendala dalam berbagai hal baik secara personal, lingkungan dan kegiatan kampus. ‘’Namun demikian kami juga melihat proses adaptasi ini menjadi bagian paling penting dalam membentuk karakter yang kuat bagi adik-adik selama menyiapkan diri dalam proses belajar. Kami membuat berbagai program yang membantu adik-adik mampu melampaui masa adaptasi awal baik secara psikologis, kesehatan dan dukungan administratif appropriate sehingga mahasiswa dan orang tua bisa tenang tanpa beban menghadapi hari-hari penuh tantangan selama kuliah di Turki’’, tegas Suzy Taviana, CEO Turknesia Edu Foundation
Fadly, ayah seorang mahasiswa Ankara University di Kaltim, menyatakan bangga anaknya bisa kuliah di sebuah universitas ternama di Turki yang menjadi cita citanya.
"Saya bangga, anak saya kini telah berhasil menembus seleksi masuk universitas bergengsi di Ankara sesuai pilihannya. Doa di saat yang mulia ini semoga meringankan pembelajaran anak-anak kita tahun 2021 yang telah berada di Turki sebagai mahasiswa internasional’’, tutur Fadly melengkapi cerita lebaran di Turki.
Turknesia Edu Foundation juga mengucapkan ‘’Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1443 H. Taqaballahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir batin.