Rapor 100 Hari Mak Rini Pimpin Blitar dari Aktivis Perempuan
Terpilihnya pasangan Bupati Rini Syarifah dan Wakil Bupati Rahmat Santoso pada Pilkada 2020 membuka mata publik, bahwa perempuan tidak hanya berada pada level dmestik saja, akan tetapi bisa mempengaruhi kebijakan publik.
Rini Syarifah sebagai bupati perempuan pertama di Kabupaten Blitar, medapat perhatian Beti Wirandini, Direktur Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sekartaji.
Beti kepada Ngopibareng.Id di rumahnya, Desa Tlogo, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar menyampaikan apresiasi terpilihnya Bupati Blitar perempuan. Sebagai bupati perempuan sebaiknya kebijakan anggarannya berpihak kepada pemberdayaan perempuan
Prioritas Program Mak Rini
Rini Syarifah setelah dilantik, menurut Beti harus tetap memiliki skala prioritas dalam menjalankan roda pemerintahan. Skala prioritas itu, bertujuan untuk evaluasi kinerja bupati terpilih dengan jajaran birokrasinya.
“Latar belakang pengusaha, tentunya harus menjadi inspirasi untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Kabupaten Blitar bisa bangkit kembali, terutama di masa pandemi Covid 19,” kata Beti.
Beti alumni Universitas Trunojoyo dan S2 nya ditempuh di Universitas Brawijaya Malang ini, memberi masukan untuk mengelola anggaran Rp2 triliun. Untuk mempercepat kinerja birokrasinya, sesekali sidak ke dinas terkait untuk mengetahui kinerja bawahannya dan untuk melihat potensi sumberdaya bawahannya. “Sebab masa jabatan yang singkat, kontruksi birokrasi Kabupaten Blitar harus kuat dan solid”, tambahnya.
Blitar Butuh Komunikator Publik
Beti melihat Jajaran Birokrasi Mak Rini, perlu komunikator publik untuk mendengar dan menyampaikan kebijakan dalam menjalankan roda pemerintahan yang kurang dari empat tahun, karena adanya pemilihan serentak tahun 2024.
Hal ini dilakukan menurut mantan Sekjen HMI MPO agar dalam penataan personel bawahannya efektif dalam membantu kinerja bupati dalam menjalankan visi dan misinya, yaitu Terwujudnya Kabupaten Blitar yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Akhlak Mulia, Baldatun, Toyyibatun, Warobbun Ghofur.
Beti juga mengingatkan kepada bupati terpilih untuk mengurangi euforia kemenangan dengan bagi bagi kekuasaan yang nantinya bisa menghambat kinerja dalam memenuhi janji janji politikya.
Janji politik Pasangan Rini Syarifah dan Rahmad Santoso yang tertuang melalui panca baktinya yaitu; jaminan pendidikan masyarakat desa, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, perlindungan ibu dan anak, pelayanan publik berbasis E-Government, pengembangan potensi ekonomi daerah, dan pesona Blitar Raya.
Nilai Merah di Program Adminduk
Menurut pengamatan Beti, beberapa program andalan Mak Rini dan Rahmat Santoso masih belum bisa berjalan dengan mulus dengan berbagai kendala. Salah satunya program Pelayanan Adminduk Sakjangkah karena koneksi jaringan internet antar wilayah belum tersambung
Luas wilayah, dan keterbatasan anggaran untuk perawatan infratruktur jalan raya terutama di wilayah selatan Bupati Mak Rini dituntut untuk berinovasi dalam meningkatkan Pendapatan asli daerah.
Selain beberapa catatan yang mendapat perhatian, Beti mengapresiasi kerja sama dengan kementrian Desa Gus Halim, terkait dengan Program pembagunan berbasis SDgs sebagai upaya terpadu mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa peduli kesehatan, desa peduli lingkungan, desa peduli pendidikan, desa ramah perempuan, desa berjejaring dan desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian dan bagaimana untuk mendapatkan penguatan data sistem informasi, pembangunan tanggap budaya untuk percepatan pencapaian bagaimana terutama data penerima bantuan, data keluarga kurang mampu, dan data tentang indikator kemajuan daerah.