Rapid Test Massal Keputih, Pemkot Surabaya Angkut Warga Reaktif
Ratusan warga Surabaya mengantre di halaman Terminal Keputih untuk mengikuti rapid test massal yang diselenggarakan Badan Intelijen Negara (BIN). Rapid test massal hari kedua diikuti 450 peserta, dengan 45 orang dinyatakan memiliki hasil reaktif. Seluruh warga yang reaktif segera diangkut Pemkot Surabaya menuju lokasi tertentu untuk menjalani isolasi.
"Pendaftarannya 450, yang sudah melakukan 435, reaktif 45," tutur dokter Sri Wulandari, Kepala Klinik BIN, saat ditemui di lokasi, Jumat 5 Juni 2020.
Memasuki jadwal terakhir di Terminal Keputih kali ini, jumlah peserta terbilang menyusut dibanding hari pertama, pada Kamis 4 Juni 3030, yang jumlahnya menginjak angka seribu. Meski demikian, antusiasme warga untuk menjalani rapid test secara gratis itu cukup tinggi.
Dari 45 warga yang dinyatakan reaktif, menurut Wulan, akan berlanjut menjalani uji swab yang hasilnya akan diperiksa di mobil laboratorium PCR. Setelah diswab dan sampel diteliti, mobil PCR bisa mengeluarkan hasilnya antara 2,5 hingga 5 jam.
Namun, sambil menunggu hasil swab keluar, warga yang reaktif diangkut oleh Pemkot Surabaya ke lokasi yang tidak diketahui oleh BIN, untuk diisolasi. Wulan mengaku pihaknya tak bisa menyampaikan hasil swab secara terbuka, melainkan hanya diberikan kepada Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya."Pokoknya kami kerja sama dengan Dinkes, ada mobil dinkes yang langsung membawa untuk diisolasi," lanjutnya.
Pantauan Ngopibareng.id di lokasi, beberapa pasien yang dinyatakan reaktif langsung diangkut dengan menggunakan sebuah truk yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Dalam sekali angkut, mobil dengan nopol L 9327 NP itu membawa tak lebih dari 10 pasien dengan jarak duduk sesuai penerapan protokol covid-19, didampingi dengan satu petugas lengkap dengan baju hazmat.