Rapid Test Karya Anak Negeri cuma Rp 75.000
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mengapresiasi hasil temuan anak negeri berupa alat tes cepat atau rapid test RI-GHA Covid-19, atau Rapid Diagnostic Test IgG/IgM. Alat itu diyakini mampu menjadi solusi atas kebutuhan rapid test yang mendesak.
"Tentu saja kita harus mendukung karya anak bangsa. Kita dorong agar produk dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan tanpa harus tergantung produk dari luar. Perlu ada revolusi mental untuk kita bangga dengan produk dalam negeri," ujar Muhadjir Effendy, dalam keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id Jumat 10 Juli 2020.
Menurut Muhadjir Effendy, penggunaan alat rapid test RI-GHA Covid-19 sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokoiw). Bahwa, regulasi terkait belanja pemerintah disederhanakan sesuai kebutuhan pada masa pandemi covid-19.
Selain itu, belanja pemerintah juga harus mengutamakan produk domestik. Sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Produsen jangan berhenti berinovasi, karena setiap produk pasti ada kekurangan dan menuntut penyempurnaan dari waktu ke waktu," sambung Muhadjir Effendy.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, RI-GHA Covid-19 merupakan alat rapid test yang dikembangkan bersama Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram dan PT Hepatika Mataram.
Alat rapid test itu teruji sensitivitas (98%) dan spesifitasnya (96%) melalui uji laboratorium terhadap masyarakat Indonesia. Alat uji itu tergolong fleksibel karena mampu mendeteksi orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP), dan pascainfeksi dengan menggunakan sampel serum, plasma atau whole blood.
Hasilnya pun bisa diketahui cepat dalam waktu 15 menit, tanpa membutuhkan alat tambahan dan tenaga terlatih. "Alat ini adalah buatan anak negeri sendiri dengan harga yang sangat murah, yaitu Rp 75.000. Kita harapkan alat ini bisa dipergunakan secara massal," kata Menristek.
Rapid test karya anak negeri ini yang diluncurkan pada Kamis 9 Juli 2020, harganya jauh lebih murah dari biaya rapid test di laboratorium atau rumah sakit swasta yang mencapai Rp 350.000.
Advertisement