Rapid Test di PDAM Surabaya Tak Singgung Kematian Sopir Dirut
Cegah penyebaran virus corona atau Covid-19, PDAM Surya Sembada melakukan rapid test untuk karyawan. Dikutip dari akun Instagram @pdamsuryasembada, ada sebanyak 300 orang yang memiliki risiko tinggi, yakni yang berkontak langsung dengan pelanggan atau bertugas di zona merah diutamakan untuk melakukan rapid test.
Untuk karyawan yang hasil testnya reaktif, maka adakan dilakukan tes lanjutandan karantina mandiri atau Work from Home (WFH).
Harapannya tes ini dilakukan agar karyawan dapat terdeteksi secara dini jika terinfeksi Covid-19. Di sisi lain hal ini juga dilakukan guna mendukung upaya pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19.
Rapid test ini, menurut Manager Humas PDAM Surya Sembada Surabaya, Adi Nugroho, digelar secara mandiri tanpa bantuan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Meski demikan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Gugus Tugas Covid-19 Kota Surabaya mengenai kesehatan karyawan PDAM Surya Sembada Surabaya.
Dalam keterangan yang disampaikan akun Instagram @pdamsuryasembada, sama sekali tak menyinggung kematian sopir pribadi Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Mujiaman, bernama Edy Waluyo.
Sopir ini meninggal dunia di Rumah Sakit Angkatan Laut dr Ramelan Surabaya pada 28 Mei 2020. Kabar yang beredar, sopir tersebut terpapar corona dan diduga menulari bosnya.
Menanggapi kabar tersebut, Adi Nugroho mengaku belum mendapatkan hasil pemeriksaan karyawan PDAM. Meski demikian, dia membenarkan bahwa salah satunya telah meninggal dunia.
"Memang benar satu karyawan memang meninggal, tapi sampai saat ini kami belum mendapatkan hasil positif atau negatif," ujar Adi Nugroho, Sabtu 6 Juni 2020.
Setelah salah satu karyawan tersebut meninggal, lanjut Adi, sejumlah orang yang memiliki kontak erat turut di-tracing dan menjalani rapid test. Dan hasilnya non-reaktif.