Ranting NU Klotok Tuban Bangun Kantor Rp 1,2 Miliar
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban memulai pembangunan kantor baru dua lantai. Dalam pembangunan itu, pengurus ranting menyiapkan anggaran senilai Rp 1,2 miliar.
Peletakan batu pertama pembangunan kantor ranting NU Desa Klotok itu turut dihadiri oleh A'wan Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Habib Ahmad al- Habsyi dari Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 6 Oktober 2023.
Kemudian, Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban, KH. Ahsan Ghozali dan Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban, KH. Damanhuri serta berbagai tamu undangan lainnya.
Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban, KH. Damanhuri pada kesempatan itu mengatakan, berdirinya kantor ranting NU Klotok ini diharapkan bisa menjadi percontohan bagi ranting-ranting NU yang lainnya.
Di samping itu, nantinya pengurus ranting diharapkan bisa meramaikan kantor yang telah dibangun tersebut, dengan segala kegiatan yang direncanakan agar ada kemanfaatannya.
"Tugas pengurus ranting bagaimana nanti bisa meramaikan kantor ini. Jangan sampai kantor jadi, tapi sepi," jelas Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban.
Lebih lanjut, KH. Damanhuri mengajak kepada seluruh pengurus ranting, dan Badan Otonom (Banom) nantinya bisa memanfaatkan kantor untuk berbagai kegiatan Nahdlatul Ulama.
Sementara itu, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Plumpang Muhtarom Husnan menjelaskan, gedung ranting Desa Klotok ini akan dibangun dengan ukuran 20x14 meter dan memiliki dua lantai.
"Untuk pembangunan ini dianggarkan Rp 1,2 miliar, dengan ukuran kantor 20x14 meter dan memiliki 2 lantai," ujar Muhtarom Husnan.
Muhtarom menambahkan, untuk target pengerjaan kantor ranting ini akan selesai dalam kurun waktu satu tahun. Tarom juga mengklaim, dengan berdirinya gedung ini, kemungkinan menjadi satu-satunya ranting di Kabupaten Tuban yang menginisiasi pembangunan sebuah kantor.
"Ke depannya kantor ini sebagai tempat menggodok amaliyah NU dan menjadi tempat gerakan pemikiran warga NU serta sebagai tempat berdiskusi pemuda NU," pungkas mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.
Advertisement