Ramai Uang Nasabah Hilang, Pesan Hoaks BRI Beredar
Pesan berisi tarif baru untuk transfer antar bank dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), banyak beredar di media sosial. BRI pun telah menegaskan jika pesan tersebut adalah kabar bohong atau hoaks. Pesan itu beredar di tengah munculnya sejumlah laporan kehilangan uang di rekening, dari sejumlah nasabah milik bank pelat merah itu.
Pesan Hoaks
Pesan berisi tarif transfer baru dari BRI, viral di media sosial. Pesan tersebut berupa file foto yang berisi informasi tentang tarif transfer baru.
Di dalamnya tertera informasi jika BRI berencana menerapkan tarif antar bank sebesar Rp150 ribu per bulan, per malam nanti.
Meski tak dijelaskan kapan tepatnya tanggal pergantian tarif itu, dalam pesan menyebut jika nasabah dianggap setuju bila tidak mengisi formulir konfirmasi yang ikut dikirimkan dalam pesan itu.
Tarif ini akan ditarik secara otomatis dari rekening dengan cara auto debet. Tarif baru disebut menggantikan tarif lama, sebesar Rp6.500 setiap transaksi transfer dengan tujuan rekening bank berbeda.
Informasi tersebut tertera dalam foto dokumen dengan kop surat BRI yang berkantor pusat di Jakarta Selatan, serta ditandatangani oleh sejumlah nama, plus memuat logo sejumlah lembaga di antaranya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Respons BRI
Pesan yang sengaja disebarkan dan tampak meyakinkan itu telah mendapat konfirmasi dari Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto.
Lewat pesan pendek yang dikirim kepada Ngopibareng.id, Aestika menegaskan jika informasi tersebut adalah kabar bohong. "Hoaks ya Pak Arif (Arif Afandi, CEO Ngopibareng.id)," kata Aestika, Kamis 13 Oktober 2022.
Ia lantas menyebutkan jika informasi pesan hoaks itu sudah diedarkan ke semua kantor wilayah BRI. "Ini sudah diedarkan ke semua wilayah, Pak," lanjutnya.
Pengaduan Nasabah
Pesan hoaks tarif baru BRI itu muncul di tengah sejumlah pengaduan dari nasabah BRI. Mereka melapor kepada polisi setempat, jika uang dalam rekening mereka, raib secara tiba-tiba.
Pengaduan pertama datang dari nasabah BRI di Kediri. Seorang ibu rumah tangga asal Dusun Karang Anyar, Desa Watu Gede, Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri ini mengaku uangnya sebesar Rp177 juta, keluar dari rekeningnya, tanpa disadari.
Nasabah itu menyadari uangnya raib, ketika mengecek rekeningnya di BRI Mobile (Brimo), usai mendapat kiriman uang sebesar Rp9 juta dari suaminya.
Namun, lewat hak jawab yang diberikan pihak BRI Pare, uang tersebut raib sebab nasabah telah menjadi korban tindak rekayasa sosial. Sehingga pihak BRI tak bertanggungjawab atas kehilangan uang itu. "Yang bersangkutan menginformasikan data transaksi perbankan (PIN & Password) yang bersifat pribadi dan rahasia pada pihak yang tidak bertanggung jawab baik melalui digital atau phone scam sehingga transaksi dapat berjalan dengan sukses," kata BRI dalam hak jawabnya, pada Rabu, 12 Oktober 2022.
Laporan selanjutnya datang dari Jember, Kamis 13 Oktober 2022. Nasabah asal Jember melapor kehilangan uang sebesar Rp105 juta dari rekening BRI nya, per Senin, 10 Oktober 2022. Kebobolan itu berawal dari akun Brimonya yang bermasalah.
Hasil investigasi BRI pun menemukan jika nasabah itu menjadi korban rekayasa sosial. "Yang bersangkutan menjadi korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering. Hal Itu bisa terjadi karena yang bersangkutan tidak menjaga kerahasiaan data pribadi,” kata Pimpinan BRI Cabang Jember, Muhammad Sukari, melalui keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Kamis, 13 Oktober 2022.