Ramadhan, Jadi Modal Hindari Keretekan Sosial
Ramadhan harus menjadi momentum bagi umat Islam, khususnya bangsa Indonesia untuk menguatkan kembalia daya rekat persaudaraan sesama anak bangsa pasca berlangsungnya Pemilu 2019 ini.
"Apalagi, Bangsa Indonesia punya daya rekat yang begitu kuat sejak masa lalu yakni ukhuwah, persaudaraan, baik sesama umat Islam, sesama anak bangsa dan sesama umat manusia," kata KH Maman Imanulhaq.
"Inilah modal agar pemilu ini tidak menyisakan keretakan sosial yang melebar karena perbedaan pilihan politik. Utamanya terkait Pilpres," cetus Pimpinan Ponpes Al-Mizan ini.
“Ramadhan itu ajakan keimanan. Kekuatan iman akan melahirkan sosok atau pribadi yang amanah dan tidak khianat, termasuk tidak khianat pada komitmen kebangsaan dan kemanusiaan. Orang yang beriman akan selalu berjuang menciptakan rasa aman, tentram pada lingkungan dan pada diri sendiri."
Kiai Maman menambahkan, Ramadhan adalah madrasah ruhani yang akan mengasah seorang yang aktif dalam semua ritual kesalehannya menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi kehidupan. Mereka menjadi pejuang yang berani hidup.
Mengacu pada surat Al Baqarah ayat 183 tentang kewajiban berpuasa bagi orang-orang yang beriman, Kiai Maman mengingatkan pentingnya memperkuat nilai keimanan.
“Ramadhan itu ajakan keimanan. Kekuatan iman akan melahirkan sosok atau pribadi yang amanah dan tidak khianat, termasuk tidak khianat pada komitmen kebangsaan dan kemanusiaan. Orang yang beriman akan selalu berjuang menciptakan rasa aman, tentram pada lingkungan dan pada diri sendiri. Mustahil bagi seorang muslim yang beriman akan berbuat kekerasan, radikalisme, intimidasi, apalagi melakukan aksi terorisme," tutur Dewan Syura DPP PKB ini.
Pada akhir uraiannya, Kiai Maman membacakan beberapa hadist dalam Kitab Al-Arba'in An-Nawawiyah karya Imam Nawawi tentang hakikat niat, Hijrah dan karakter orang yang bertakwa.
Orang yang bertakwa memiliki karakter Dermawan, Sabar, Mampu menahan amarah, Mudah memaafkan. Bukan orang yang kasar, tukang caci maki, melawan pemerintah dan menyebarkan kebencian.
Karakter takwa ini, kata dia, yang sangat diperlukan dalam menunggu proses Pemilu 2019.
Semua pihak diharapkan bersabar dan saling bahu membahu dalam mengantisipasi pernyataan maupun manuver kelompok-kelompok tertentu yang ingin membangun persepsi kegentingan atau ketegangan pasca Pemilu 2019.
“Mari kita isi Ramadhan ini dengan kedamaian dan rasa syukur. Kita bersyukur kepada Allah karena pemungutan suara berjalan lancar. Terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah membuktikan bahwa demokrasi kita bisa berjalan dengan baik, damai dan aman,” kata Kiai Maman.(adi)
Advertisement