Ramadhan di Tengah Corona, Khofifah: Rumah adalah Pesantren Kita
Suasana bulan Ramadhan tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Kegiatan keagamaan selama Ramadhan tak bisa dilakukan di masjid atau musala, karena pandemi corona (Covid-19).
Ibadah salat Jumat dan Tarawih dibatasi. Tak ada kegiatan pesantren Ramadhan di sekolah. Anak-anak taman pendidikan Alquran juga dilakukan secara online.
Meski suasana tersebut cukup memprihatinkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tak lelah mengingatkan untuk menjalankan ibadah di rumah saja.
"Salah satu cara pesantren Ramadhan di rumah bisa mengikuti kajian-kajian online, membaca Alquran di rumah, hingga membahas hal agama bersama keluarga," tutur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin 4 Mei 2020.
Saat pandemi corona saat ini, rumah harus bisa menjadi pesantren pribadi, utamanya bagi anak-anak. Sehingga mereka tetap bisa mendapatkan pendidikan agam selama Ramadhan, meski harus belajar dari rumah.
"Saya ingin, anak-anak sepertinya tetap bisa melakukan pesantren Ramadhan dari rumah masing-masing. Kita bisa menjadikan rumah kita adalah pesantren," pesan Khofifah.
Surabaya Raya saat ini sedang melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga pemerapan pesantren Ramadhan di rumah, bisa lebih mudah terlaksana.
"Kita ambil hikmahnya selama pandemi corona dan PSBB. Jika Ramadhan sebelumnya tidak bisa khatam Alquran, maka selama berada di rumah bisa khatam. Sebab, kegiatan sekolah dan belajar dilakukan dari rumah," ujarnya.
"Kalau misalnya sudah bisa khatam dan ternyata lebih lancar lagi bacaannya, ya bisa khatam dua sampai tiga kali dan seterusnya," imbuh Khofifah.
Dengan pelaksanaan ibadah di rumah saja, Khofifah berharap virus Covid-19 bisa cepat selesai. Sehingga warga pun bisa kembali bekerja dan berkegiatan seperti sedia kala.
"Mudah-mudahan, selama memasuki bulan Ramadan ini, Allah memberikan kesempatan kita untuk memaksimalkan ibadah yang wajib dan melaksanakan ibadah yang sunah. Insya Allah berkah untuk semua," ucapnya.