Ramadan Saat Pandemi, Ini Langkah Beberapa Negara Arab
Bulan Ramadan tiba, muslim pun menunaikan ibadah puasa beserta Tarawih dan lainnya. Beberapa negara di Timur Tengah mengeluarkan aturan berbeda terkait ibadah Ramadan di tengah pandemi tahun 2020.
Di Saudi Arabia, Raja Salman mengumumkan Tarawih dalam bentuk yang lebih singkat. Imbauan ini untuk dilakukan para pemuka agama dan staf di situs suci umat Islam, seperti di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Situs ini tertutup untuk masyarakat setempat yang diminta untuk beribah di rumah masing-masing.
Ibadah di Masjidil Aqsa dan juga Kubah Batu di Yerusalem, akan ditutup untuk ibadah umum selama Ramadan. "Keputusan ini menjadi yang pertama selama 1.400 tahun terakhir. Ini berat dan membuat hati kami patah," kata Sheikh Omar al-Kiswani, Direktur Al Aqsa. Penjaga dan tokoh agama setempat masih diizinkan untuk beribadah Tarawih di dalam masjid yang juga akan disiarkan secara steraming.
Sedangkan Presiden Mesir, Abdul Fattah al-Sisi mengatakan jika keputusan untuk menutup masjid dan melanjutkan upaya untuk menurunkan kurva korban covid-19 selama Ramadan, dilangsungkan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakatnya. Ia juga memperingatkan akan menerapkan tindakan yang lebih ketat, jika masih banyak terjadi pelanggaran dan wabah covid-19 semakin memburuk.
Uni Emirat Arab menyediakan 10 juta makanan untuk komunitas yang terdampak wabah dialihbahasakan dari BBC. "Menyediakan makanan untuk semuanya, selama bulan Ramadan, adalah prioritas sosial kami dalam melawan pandemi," kata Wakil Presiden Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, seperti dicuitkan lewat Twitternya.
UEA juga melonggarkan lockdown dengan mengizinkan penduduknya keluar sejak pukul 06.00 hingga 22.00.