Ramadan, Pelukis Sarung di Sidoarjo Banjir Orderan
Bulan Ramadan membawa berkah tersendiri bagi pelukis sarung di Sidoarjo. Ia kebanjiran order melukis beberapa produk muslim seperti sarung, hijab, dan pakaian.
Ary Indrastuti 64 tahun, warga Perumahan Graha Kota B8/1, Desa Suko, Sidoarjo menceritakan, menggambar sudah menjadi hobinya sejak kecil. Bakat itu semakin diasah hingga memutuskan untuk belajar melukis menggunakan bahan kain sejak tahun 2005.
“Karena teknik melukis di kanvas dengan melukis di kain itu berbeda. Tahun 2005 saya menekuni lukis di kain, kerudung, baju, kain pasmina, tas dan lain-lain. Terakhir menekuni lukis kain sutra yang saya aplikasikan untuk lukisan dinding juga batik lukis,” ucap Ary, Selasa 19 Maret 2024.
Ary merupakan anggota dari Perupa Wanita Jawa Timur (Perwajati) dan Ikatan Pelukis Indonesia (IPI). Ia juga beberapa kali mengikuti pameran di berbagai kota di Indonesia. Dalam sehari, Ary bisa melukis tiga hingga lima produk, tergantung tingkat kesulitannya.
“Untuk Ramadan kali ini yang paling banyak dipesan adalah blouse atau outer dan sarung. Sarung ini sebenarnya project baru kita,” imbuhnya.
Ary menceritakan awal tercetus ide melukis sarung muncul saat lebaran. Awalnya ia ragu untuk melukis sarung karena menurutnya sarung merupakan pakaian untuk ibadah yang sakral jika harus dilukis.
“Ketika saya lihat di internet, ternyata banyak santri-santri yang memakai sarung lukis, bahkan untuk ibadah juga. Akhirnya saya coba di rumah, respons pelanggan saya bagus, banyak yang minat,” tuturnya.
Harga lukisan yang ditawarkan Ary beragam, mulai dari Rp 75 ribu hingga Rp 3 juta. Tergantung tingkat kesulitan, detail, dan jenis bahannya.
Selain Sidoarjo, Karya lukis Ary pada produk kain dipesan masyarakat dari berbagai wilayah seperti Bandung, Lamongan, Jakarta, Mojokerto, Surabaya, Yogyakarta juga dari Jepang.
“Kami juga menyediakan pemasaran online melalui internet artmajeur.com. Banyak katalog produk di sana,” terang Ary.
Ary berharap lukisan karyanya dapat berkembang merambah di dunia batik halus dan menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar. “Saya bangga ketika melihat produk asli Sidoarjo dipakai orang di luar daerah, apalagi jika dipakai keluar negeri,” tutupnya.