Ramadan, Gerindra Minta Pemerintah Atasi Naiknya Harga Sembako
Memasuki bulan suci Ramadhan, sejumlah barang-barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Termasuk bensin dan tarif pajak pertambahan nilai (PPN). Pemerintah diharapkan hadir dan serius menangani persoalan kenaikan harga bahan pokok tersebut.
Harapan itu disampaikan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, dalam pernyataan resmi Senin 4 April 2022.
Tetapi di sisi lain Muzani berharap pada masyarakat bersabar menghadapi persoalan ekonomi yang berkaitan dengan kenaikan harga bahan pokok ini. Sehingga semangat dan keimanan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa tidak terganggu.
"Ketika akan memasuki bulan Ramadan, masyarakat begitu bergembira. Apalagi, pandemi sudah menurun drastis. Sehingga, berbagai macam penyambutan dilakukan menghadapi bulan yang penuh berkah ini. Namun, kami menghadapi kenyataan bahwa harga-harga sembako naik. Minyak goreng, daging, beras, cabai, gula, terigu, kedelai, sampai bensin dan PPN juga naik," kata Muzani.
Menurut politisi Gerindra tersebut, kenaikan harga-harga ini di satu sisi sebagai tanda atau dampak dari bangkitnya geliat ekonomi pasca pandemi. Tapi di sisi lain, ini juga dampak spekulan yang hanya memburu untung. Sehingga beban kebutuhan sehari hari yang ditanggung masyarakat semakin berat akibat kenaikan itu tentu saja berat.
Muzani mendorong, pemerintah melakukan intervensi kenaikan-kenaikan harga bahan kebutuhan pokok. Antara lain dengan melakukan operasi pasar. Kemudian, pasar juga harus dipenuhi produk-produk yang dihasilkan dari para petani lokal.
"Kita harus memanfaatkan keterampilan para petani kita. Produk pertanian dihasilkan para petani mulai dari beras, sayur mayur, buah harus bisa menjadi keberkahan bagi masyarakat dan petani itu sendiri. Jangan memasukkan produk pertanian luar negeri di pasar tradisional, supaya kesejahteraan petani meningkat," jelas Muzani yang juga Wakil Ketua MPR itu.
Sebelumnya, selain kenaikan harga bahan-bahan pokok, pemerintah juga menaikkan harga BBM Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 dan juga tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen.
Sejumlah pedagang di beberapa pasar tradisional, mengaku juga bersedih dengan naiknya harga kebutuhan pokok, saat puasa. Selain mengakibatkan omset penjualannya menurun, sering menjadi sasaran umpatan pembeli.
"Mereka menganggap pedagang sendiri yang menaikkan harga, padahal yang menentukan distributor, belinya mahal ya saya jual mahal kata seorang pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta, Senin 4 April 2022.
Sejumlah pembeli selain ngedumel akibat kenaikan harga kebutuhan pokok, mereka juga menuding pemerintah sengaja melakukan pembiaran terhadap nasib rakyat, karena sibuk dengan kepentingannya sendiri.