Ramadan Bawa Berkah Bagi Juru Kunci Makam di Banyuwangi
Matahari sudah cukup terik menyinari. Cahayanya bahkan terasa menyengat dikulit. Di tengah area tempat pemakaman umum (TPU) Lingkungan Sukorojo, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi tampak seorang pria sedang duduk berjongkok di antara barisan makam.
Tangan kanannya sibuk mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di antara bunga penghias makam. Di tangan kirinya tampak sebilah clurit. Sesekali ujung clurit itu ditancapkan ke tanah lalu mencabutnya kembali agar rumput lebih mudah dicabut.
Dia adalah Ribut Santoso, juru kunci TPU. Setiap hari, Ribut, panggilan akrabnya, selalu meluangkan waktu untuk membersihkan area makam tersebut dari rumput dan tanaman liar lainnya. Tidak hanya menjelang bulan puasa saja.
Sehingga area TPU selalu tampak bersih dan asri. Hanya rerumputan kecil yang tumbuh cepat karena kebetulan sedang musim hujan.
“Hampir setiap hari saya bersihkan, jadi kalau menjelang Ramadan seperti ini tinggal membersihkan sedikit-sedikit saja, rumputnya tidak banyak,” ungkap Ribut saat berbincang dengan Ngopibareng.id, Senin, 20 Maret 2023.
Pria yang tinggal di Lingkungan Watubuncul, Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi ini, sudah cukup lama menjadi juru kunci makam ini. Sejak dirawat Ribut, TPU Lingkungan Sukorojo ini memang lebih terjaga kebersihannya. Posisi makam juga lebih rapi karena penggalian tanah makam ditata dengan baik.
Sambil terus mencabuti rumput yang tumbuh, suami dari Evi Lusiani, 35 tahun, ini mengatakan, sejak seminggu sebelum datangnya puasa sudah mulai banyak warga yang datang ke TPU untuk berziarah. Apalagi mereka yang kebetulan tinggal jauh dari TPU atau bahkan di luar kota. “Tapi umumnya orang berziarah sehari sebelum puasa,” bebernya.
Dengan kondisi makam yang sudah bersih, masyarakat yang keluarganya dimakamkan di TPU ini tidak perlu lagi membersihkan makam. Mereka bisa langsung melakukan ziarah di makam keluarganya. “Saya berusaha menjaga area makam ini selalu bersih,” ungkapnya.
Niat tulus Ribut ini tentu saja tidak sia-sia. Hampir setiap warga yang berziarah di TPU, selalu memberikan uang sebagai ungkapan terima kasih karena makam keluarganya telah dirawat. Nilainya tentu saja berbeda-beda. Mulai puluhan ribu saja, lima puluh ribu bahkan hingga ratusan ribu.
Jika Ribut sedang tidak berada di area makam, biasanya peziarah akan meninggalkan ungkapan terimakasihya di kotak amal yang tersedia di area TPU tersebut. Bahkan ada peziarah yang sengaja datang ke rumah Ribut hanya untuk memberikan tanda terima kasih. “Kalau saya pas tidak ada di rumah besoknya kembali datang ke rumah,” jelasnya.
Ribut menambahkan, jika dikumpulkan, nilai uang yang diberikan peziarah baginya cukup banyak. Meski enggan menyebutkan angka pastinya, Ribut mengaku kisarannya antara satu jutaan rupiah.
Pria yang sehari-hari bekerja serabutan ini bersyukur banyak orang yang mau berbagi rizki dengannya. Pria yang memiliki badan tegap dan atletis ini mengaku dirinya hanya menjalankan amanah untuk menjaga dan merawat TPU tersebut. Amanah ini dilakukannya dengan ikhlas. “Saya hanya berusaha melaksanakan amanah yang saya terima sebagai juru kunci dengan baik,” sambungnya.