Rakta Mahardika Rupa 290 Karya Seni Dipamerkan Diktiristek
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI) menggelar pameran seni visual bertajuk “Rakta Mahardika Rupa - Merdeka Cipta Daulat Bangsa”. Pameran ini digelar di Gedung D Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Pameran digelar dalam nuansa Hari Pahlawan, digagas untuk memaknai semangat kepahlawanan melalui karya seni visual.
Dalam pameran ini, Gedung D Kemendikbudristek disulap menjadi galeri seni. Sekitar 290 karya seni visual dipamerkan meliputi seni lukis, seni patung, karya rancangan fashion, instalasi, hingga karya seni multimedia. Karya seni ini akan menghiasi gedung Ditjen Diktiristek hingga dua bulan ke depan.
Pameran ini juga merupakan bentuk apresiasi terhadap karya dosen dan mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi seni ternama di Indonesia.
Adapun sembilan perguruan tinggi seni yang berpartisipasi dalam pameran ini antara lain Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Denpasar, ISI Tanah Papua, ISBI Bandung, Institut Kesenian Jakarta, dan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya.
Sekretaris Ditjen Diktiristek, Tjitjik Srie Tjahjandarie mengapresiasi inisiasi dari BKS-PTSI untuk menghadirkan karya-karya luar biasa dari dosen dan mahasiswa perguruan tinggi seni Indonesia.
Ia menegaskan kegiatan ini merupakan sebuah unjuk kinerja dari para seniman perguruan tinggi seni kepada seluruh stakeholder dari seluruh wilayah Indonesia ketika mengunjungi Gedung D Kemendikbudristek.
“Pameran ini sekaligus memperkenalkan nama perguruan tinggi seni, bahwa mereka bukan hanya sebuah perguruan tinggi kecil karena memiliki karya yang tak terhingga besarnya,” ujar Tjitjik, Sabtu 11 November 2023.
Tjitjik berharap lewat Rakta Mahardika Rupa akan tercipta kolaborasi dari Ditjen Diktiristek dengan perguruan tinggi seni Indonesia yang semakin kuat guna memajukan seni budaya Indonesia. “Semoga pameran ini dapat menginspirasi, merangsang pemikiran, dan mengingatkan kita akan pentingnya merdeka, cipta, dan daulat bangsa,” ungkapnya.
Karya-karya yang dipamerkan dalam pameran seni ini merepresentasikan kekuatan artistik, kreativitas, dan kedalaman estetis dari para dosen dan mahasiswa yang berpartisipasi. Pameran ini menjadi salah satu wujud pencapaian dalam proses pembelajaran seni di perguruan tinggi seni dari seluruh Indonesia yang mengemban amanat untuk memajukan seni budaya bangsa serta menjaga dan melestarikan tradisi seni yang beragam dan dinamis.
Rektor ISI Denpasar, I Wayan Adnyana mengatakan bahwa pameran Rakta Mahardika Rupa merupakan ide yang cemerlang karena perguruan tinggi seni diberikan ruang untuk unjuk diri dan mengaktualisasi hasil pembelajarannya.
“Ini merupakan perhatian pertama luar biasa terfokus yang kami terima. Ayo, jadikan Gedung D setidak-tidaknya sebagai galeri abadi untuk kita dalam menampilkan karya-karya terbaik kita,” ujar Kun Adnyana.
Rektor ISBI Aceh Wildan menyampaikan, pihaknya menyambut dengan gembira ajakan untuk berpartisipasi dalam pameran ini. Sebagai perguruan tinggi seni termuda di Sumatera, ISBI Aceh memamerkan 22 karya dari 20 perupa, yang terdiri dari 6 orang dosen dan 14 mahasiswa.
Sementara itu, Rektor ISI Yogyakarta Irwandi turut menyampaikan, pameran ini merupakan satu kesempatan yang sangat berharga, bagi civitas akademika di ISI Yogyakarta karena bisa menunjukkan karya-karya mereka kepada masyarakat dengan ciri khas masing-masing.
“Dengan adanya pameran ini maka eksistensi perguruan tinggi seni di Indonesia akan semakin terlihat diikuti dengan penguatan jaringan kerja sama antar perguruan tinggi seni di Indonesia,” ujar Irwandi.
Memaknai Kepahlawanan melalui Seni Visual
Rektor Institut Kesenian Jakarta Indah Tjahjawulan menyampaikan, pameran ini menyajikan beragam karya interpretasi tentang apa yang menjadikan seseorang sebagai pahlawan melalui lukisan, patung, instalasi, fotografi, ilustrasi, animasi dan beragam media seni lainnya.
“Para perupa mengungkapkan pemahaman mereka tentang nilai kepahlawanan. Mereka mengangkat isu-isu seperti kemanusiaan, perlindungan lingkungan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, keberagaman budaya, dan lainnya dengan sudut pandang yang beragam,” tutur Indah.
IKJ menampilkan 19 buah karya seni dari 18 perupa. Karya ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pemahaman mengenai sosok pahlawan dalam konteks zaman yang terus berubah untuk terus berjuang dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.
Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati menambahkan, keseluruhan karya yang ditampilkan oleh ISBI Bandung memang memiliki sumber gagasan kreatif yang berbeda, namun pada hakikatnya memiliki keterjalinan spirit, yakni mengangkat potensi kekayaan negeri ke dalam benda seni dengan cita rasa kekinian namun tetap berpijak pada nilai-nilai budaya tradisional.
“Keseluruhan karya yang disajikan dalam pameran ini setidaknya memberikan pemahaman bahwa esensi merayakan hari pahlawan adalah refleksi diri, sejauh mana bakti pada negeri ini melalui karya seni,” ujarnya.