ICCN Rakornas di Banyuwangi Cari Solusi Bangkit dari Pandemi
Indonesia Creative Cities Network (ICCN) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas ) di Banyuwangi. Ada 231 kota yang tergabung dalam ICCN berpartisipasi dalam Rakornas ini. Mengusung tema Jenggirat Obah Bareng, Rakornas ICCN ini membahas solusi untuk bangkit dari situasi darurat pandemi Covid-19 dengan cara-cara yang kreatif.
ICCN menggelar Rakornas di Banyuwangi selama dua hari, 5-6 November 2020. Kegiatan ini dibuka langsung Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki lewat sambungan virtual, Kamis, 5 November 2020.
Rakornas ICCN tersebut diikuti secara virtual oleh Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, dan 231 Kabupaten/Kota anggota ICCN. Rapat ini juga dihadiri secara langsung oleh 50 orang koordinator wilayah ICCN se Indonesia, Bupati Abdullah Azwar Anas dan Wakil Walikota Jayapura, Rustan Saru.
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki berharap rakornas yang digelar di Banyuwangi dapat menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan insan ekonomi kreatif di berbagai daerah. Saat ini, menurutnya, perekonomian nasional mayoritas disokong oleh UMKM yang jumlahnya mencapai 90 persen. Di mana di dalamnya juga berisi para insan kreatif.
"Di tengah ekonomi dunia yang lesu, Presiden berharap UMKM jadi penyangga ekonomi nasional. Semoga forum rakornas ini menghasilkan kontribusi positif bagi dunia kreatif UMKM,” ujar Teten.
Teten berharap agar forum ini bisa menjadi forum sharing dan penguat jejaring antar pelaku usaha kreatif. Khususnya di tengah situasi pandemi yang sulit ini. Teten pun menyampaikan apresiasi kepada Banyuwangi sebagai tuan rumah penyelenggaraan rakornas ICCN.
Banyuwangi, lanjut Teten, merupakan daerah yang memiliki banyak potensi hingga inovasi yang bisa menjadi inspirasi bagi tumbuhnya keratifitas di berbagai daerah. “Saya baru beberapa waktu lalu kembali dari Banyuwangi. Daerah ini sangat tepat untuk menjadi inspirasi dengan berbagai kreatifitas dan inovasi yang dilakukannya,” ujarnya.
Ketua Umum ICCN, Fiki Satari mengatakan pada rakornas kali ini, seluruh simpul kreatif nasional hadir di Banyuwangi. Mulai perwakilan dari wilayah Sumatera hingga Papua.
'Kalau diistilahkan, ini adalah bagian dari jihad kita untuk negeri, terbang ke Banyuwangi dengan protokol kesehatan yang ketat untuk bersama. Maka kita pastikan seluruh diskusi, diskursus dan perdebatan seru adalah bagian dari kontribusi kita untuk negeri,” ujar Fiki.
Fiki mengatakan untuk menjadikan Indonesia kreatif harus dimulai dari Kabupaten/Kotanya. Sebagai daerah yang berlimpah kreativitas dan inovasi, Banyuwangi menjadi salah satu sumber inspirasi. Termasuk dari model leadership yang mampu membangkitkan inisiatif-inisiatif inovasi tersebut bahkan di masa pandemi covid-19 seperti sekarang. Dia ingin menyampaikan pada jejaring ICCN semangat optimisme melalui sinergi dan kolaborasi seperti yang terjadi di Banyuwangi.
"Bahwa meski di tengah pandemi, kita tetap bisa berprestasi melalui kreativitas dan inovasi. Kita harus Bergegas Bergerak Bersama, dalam bahasa Banyuwangi Jenggirat Obah Bareng,” katanya.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyatakan, Banyuwangi berterima kasih dan merasa bangga menjadi tuan rumah kegiatan para insan kreatif tanah air. Anas berharap rakornas yang digelar tersebut bisa memunculkan ide dan gagasan bagi pengembangan dunia kreatif nasional.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pada kami. Semoga rakornas ini menghasilkan yang terbaik, organisasi dan dunia kreatif Indonesia,” ujarnya.
Anas menambahkan, kreativitas dan inovasi Banyuwangi awalnya berangkat dari keinginan untuk mengoptimalkan pembangunan daerah di tengah segala keterbatasan. Dia menanamkan "virus kreatif" dan semangat inovator kepada seluruh stakeholder.
Ternyata dengan kreativitas dan inovasi secara berkelanjutan, akhirnya tidak hanya menghasilkan pembangunan yang melampaui target tapi juga prestasi yang membanggakan bagi daerah.
“Di saat pandemi pun, kami menganggap ini sebagai tantangan yang harus kami pecahkan bareng. Kami berupaya bangkit dengan melakukan sinergi dan protokol baru di banyak hal. Covid bagaikan pitstop di kompetisi balap. Kalau kita cepat melakukan penyesuaian dan akselerasi maka kita bisa cepat dan jadi pemenang,” pungkas Anas.