Rak Minyak Goreng di Minimarket Surabaya Mayoritas Melompong
Warga Surabaya terus berbondong-bondong membeli minyak goreng di minimarket terdekat dengan rumah. Fenomena tersebut terjadi sejak pemerintah kembali menstabilkan harga ke angka Rp14.000 per liter.
Berdasarkan pantauan Ngoibareng.id, salah satu minimarket yang berada di Jalan Kenjeran terlihat hanya memiliki minyak goreng merek Barco, dengan harga satu liternya Rp 34.300.
“Minyak goreng adanya Barco, itu minyak kelapa yang biasanya sudah nggak ada stok,” kata petugas di salah satu minimarket Jalan Kalijudan, Luki Iswarni.
Tak jauh berberda, salah satu minimarket di Jalan Tambaksari juga mengalami kekosongan stok minyak goreng. Rak yang biasa terisi kemasan minyak dengan ukuran dua liter terlihat melompong.
“Semua (minyak) kosong, sejak dua hari lalu sudah habis. Nggak tahu kapan dikirim lagi sama agennya,” kata salah satu pegawai minimarket, Muhammad Ariski.
Kekosongan minyak tersebut diduga lantaran banyaknya masyarakat yang memborongnya beberapa waktu lalu. Yakni sejak pemerintah kembali menurunkan harga yang sempat menyentuh angka Rp24.000 per liter.
“Itu banyak yang borong di sini. Dua hari lalu aku lihat ada yang bawa sekeranjang,” saut salah seorang pembeli.
Sementara itu, panic buying juga terjadi di supermarket lain yang berada di Jalan Raya Jemursari. Namun di lokasi tersebut, pembelian minyak goreng dibatasi oleh pihak pengelola.
“Saya sempat beli dan stoknya masih banyak. Tapi satu orang cuman boleh dua liter, (dengan harga) Rp28 ribu,” kata salah seorang warga Jalan Raya Jemursari, Diana Permatasari.
Diana mengatakan, saat membeli minyak goreng di supermarket tersebut sempat ada seorang ibu yang mengakali peraturan dengan cara membawa satu anaknya dan ikut mengantre.
“Ada emak-emak curang bawa anak kecil disuruh antre tapi sama kasir ditolak. Anak-anak gak boleh antre soalnya,” jelasnya.
“Ibu-ibu sengaja bawa anaknya habis jemput sekolah gitu, anaknya dipegangin minyak sendiri, jadi ibunya sudah pegang dua minyak, anaknya yang masih kecil disuruh antre sendiri bawa dua minyak di kasir. Tapi sama kasirnya ditolak. Anak-anak tidak boleh ikut membeli,” lanjutnya.
Sang ibu, kata Diana, sempat memarahi kasir lantaran tidak ada peraturan tertulis jika anak-anak tidak boleh ikut mengantre. Namun, perempuan tersebut akhirnya menyerah dan membeli dua liter minyak.
“(Ibu itu) ngomel-ngomel, karena tidak ada aturan tertulis. (Akhirnya) manajernya yang mengatasi. Terus ya sudah, ibu itu gagal beli minyak banyak,” ujar dia.
Advertisement