Rais Am PBNU: Potensi Ekonomi Umat Harus Direbut
Jakarta: Di tengah berbagai polemik kebangsaan yang muncul belakangan ini, Rais Am PBNU K.H Ma’ruf Amin mengingatkan para pengurus dan kiai-kiai pesantren di lingkungan NU untuk turut berperan dalam menggerakkan ekonomi umat.
“Kini saatnya para kiai menggerakkan ekonomi umat. Mari Bung, rebut kembali. Ekonomi umat ini kita gerakkan, dengan menegakkan prinsip at-ta’awun. Prinsip saling bantu membantu. Yang ekonominya kuat harus membantu yang lemah.”
Hal itu disampaikan Kiai Ma’ruf dalam Pelantikan dan Peresmian Kantor PCNU Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (26/4/2017), sebagai dirilis pada ngopibareng.id. Membantu dengan tanpa harus mengambil untung, Untungnya berikan kepada umat semua. Nanti ketika gerakan ini berjalan, semua akan memperoleh manfaatnya,” tandas Kiai Ma’ruf Amin.
Prinsip at-ta’awun itu, menurut Rais Am, bisa dimulai melalui program kemitraan. Dengan melibatkan atau membuat sendiri waralaba yang berjejaring ke seluruh pelosok negeri. Terkait hal ini, Negara dan para pengusaha di tingkat nasional maupun pemerintah daerah bisa dilibatkan. Karena gerakan ekonomi ummat itu, akan meningkatkan ekonomi kerakyatan.
Kiai Ma’ruf pun mendorong para pengurus NU di tingkat Pengurus Besar hingga tingkat Ranting untuk tak segan bermitra dengan pengusaha dan pemerintah. Asalkan, kemitraan itu bermaslahat dan terasa manfaatnya oleh ummat. NU, kata Kiai Ma’ruf, bertanggung jawab dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena mayoritas warga NU adalah dari kalangan mustad’afin, kaum lemah.
“ Ini bukan lagi ajakan. Ini adalah instruksi Rais Amm PBNU, karena berkaitan mas’uliyah ummatan, dan mas’uliyah wathaniyah, tanggung jawab keumatan, dan tanggung jawab kebangsaan, dan satu lagi, ini merupakan juga tanggung jawab sejarah. Karena NU bukan hanya berjuang untuk kemerdekaan RI, tapi menurut Kapolri, NU adalah bagian dari pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Karena itu ketika ada yang mengancam ummat, mengancam bangsa ini dari sisi kedaulatan maupun sisi ekonomi, NU harus bertindak. Karena NU adalah pendiri dan pemegang saham di NKRI,” tandasnya didampingi Wakil Rais Am KH Miftachul Akhyar, seraya mengajak dua ribu Nahdliyin se-Kabupaten Tasikmalaya yang hadir di Aula IAI Cipasung itu, untuk terlibat dalam gerakan tersebut.
Hal senada ditegaskan Rois Syuriah PCNU Kabupaten Tasikmalaya, K.H Abun Bunyamin Ruchiyat. Sebagai pendiri NKRI, kata Kiai Abun, warga NU wajib hukumnya kita membela negara. Di samping itu, mayoritas warga NU juga dari kalangan Mustad'afin. Maka NU perlu menggalakkan program penguatan ekonomi umat.
“Karena Hadits Nabi, kadzal faqru ayyakuuna kufran. Bahwa kemiskinan bisa menyebabkan pada kekafiran. Maka pengurus NU harus berpikir dan bergerak mencari solusi agar ummat mampu bangkit dari kemiskinan. Agar ummat tidak mudah diiming-imingi oleh harta, untuk menukar akidah an-Nahdliyah ke akidah lain yang bisa mengancam NU, bahkan mengancam keutuhan NKRI,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Rais Am PBNU melantik K.H Atam Rustam, Pimpinan Ponpes Sukamanah, sebagai Ketua PCNU Kabupaten Tasikmaaya. Cucu Pahlawan nasional, K.H. Zainal Mustofa itu mengungkapkan, program pertama PCNU Kabupaten Tasikmalaya adalah takmirul masjid, dimulai dengan menggerakkan sholat subuh berjamaah dan menggalang persaudaraan antarNahdliyin dengan program lailatul ijtima’ dan lain-lain. (adi)
Advertisement