Gubernur Jatim Ingin Jadikan Madura Pusat Syariah di Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan keinginannya menjadikan Madura sebagai pusat Syariah di Jatim. Hal itu disampaikan Khofifah saat menggelar buka bersama Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Kantor Perwakilan Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jatim, Rabu, 29 Mei 2019.
Usai berbuka, Kyai Miftachul serta beberapa pengurus PWNU seperti Rais Syuriah Sampang KH Syafiuddin Abd Wahid berdiskusi dengan Khofifah dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak terkait isu-isu yang ada di Jatim, salah satunya membahas tentang rencana pembangunan Islamic Science Park di Madura agar bisa meniru Islamic Finance Tower di London, Inggris.
“Selama ibu ingin memajukan islam di Jatim saya akan selalu support. Dan tentunya koordinasi dengan para stakeholder di Madura juga sangat penting agar memudahkan rencana tersebut,” ujarnya.
Khofifah kemudian memastikan bahwa perencanaan pembangunan ini sudah dibicakaran dengan Menko Perekonomian.
“Jadi saya sudah menemui Menko Perekonomian tentang perencanaan pembangunan. Saya ingin menjadikan Madura menjadi pusat syariah,” ucapnya.
Rencana Khofifah didukung penuh oleh para Kyai yang hadir di Kantor PWNU. Mereka berharap agar NU selalu dilibatkan dalam pemerintahan karena mayoritas Jatim merupakan warga NU.
Dalam kesempatan ini Khofifah juga menyinggung perkara pengungsi Syiah yang ada di Jemundo, Sidoarjo. Khofifah ingin agar mereka segera bisa pulang ke kampung halamannya.
“Kasus Syiah ini sampai dilihat hingga kancah internasional. Mumpung ada Kyai Syafiuddin, tolong Pak Kyai agar bisa membantu mereka diterima kembali oleh masyarakat,” jelas Khofifah.
Usai acara Kyai Miftachul Akhyar menyampaikan bela sungkawanya atas meninggalnya Alm Tolchah Hasan. Di mata Rais Aam PBNU tersebut Menteri Agama era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid itu adalah sosok yang mewakafkan diri dan hidupnya untuk pendidikan.
"Kita kehilangan besar, saya berbelasungkawa. Mungkin tinggal beliau yang sepuh, baik dari sisi ke-NU-annya sebagai (mantan) wakil Rais Aam, dan pemerintahan. Beliau juga terus mewakafkan usia dan kesempatannya di dunia pendidikan," ungkapnya.
Universitas Islam Malang atau Unisma adalah salah satu kampus milik NU peninggalan Tolchah. Melalui sentuhan tangannya, Unisma berkembang pesat dan jadi kampus kebanggaan warga NU sampai sekarang. Karena itu pula, Tolchah lebih dikenal jasanya di dunia pendidikan.
“Saya teringat terakhir kali bertemu bulan lalu saat menjenguk beliau di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar, Malang,” jelasnya.
Di akhir Miftachul mengajak hadirin yang ada di Kantor PWNU untuk mendoakan almarhum agar mendapat tempat terbaik disisi Allah SWT. (faq)
Advertisement