Rais Aam PBNU, Pemimpin Tertinggi dalam Tradisi dan Organisasi
Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) merupakan pemimpin tertinggi NU. Dalam Anggaran Dasar NU disebutkan bahwa Syuriah adalah pemimpin tertinggi Nahdlatul Ulama dan mengendalikan kebijakan umum organisasi.
"Bahwa Rais Aam adalah pemimpin tertinggi NU, di atas semua kiai-kiai yang lain. Rais Aam adalah pemimpin tertinggi dan ketua umum yang sebenarnya dalam tradisi NU, sedangkan Ketua Umum (Tanfidziah) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama adalah pelaksana ibarat kiai pengasuh pesantren dengan lurah di pondok pesantren."
Demikian dikatakan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menanggapi viral pernyataan di media sosial yang menyinggung kepemimpinan Rais Aam PBNU, dalam keterangan Selasa (30 Januari 2024).
Gus Fahrur mengatakan semua warga NU harus taat kepada titah Rais Aam. Dia menyebut Rais Aam merupakan pemimpin Syuriah NU.
Ketua Umum PBNU pun Tunduk
Secara aturan sudah seharusnya semua warga NU termasuk Ketum PBNU dan jajaran Tanfidziah selaku pelaksana wajib taat kepada titah Rais Aam selaku pemimpin Syuriah NU.
Gus Fahrur menyebut nasihat Rais Aam juga sangat dipatuhi warga NU. Menurut dia, suara Rais Aam akan mempengaruhi pemilih Nahdliyin.
"Saran dan nasihat Rais Aam PBNU sangat dipatuhi oleh semua orang NU, termasuk dalam setiap pemilu. Suara Rais Aam akan sangat mempengaruhi pemilih Nahdliyin," imbuh dia.
Sesuai hasil Muktamar ke-34 di Lampung ujung Desember 2021, KH Miftachul Akhyar ditetapkan sebagai Rais Aam PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU.
Dalam sidang Ahlul Halli wal-Aqdi dipimpin KH Ahmad Mustofa Bisri, mengamanahi KH Miftachul Akhyar posisi tertinggi dalam jam'iyah Nahdlatul Ulama. Gus Mus, panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibiin, Leyeh, Rembang, menjadi Mustasyar PBNU.
Kemenangan Indonesia
Ada catatan menarik, saat pembukaan konferensi besar Nahdatul Ulama tahun 2024 dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdatul Ulama, Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Sewon, Bantul, Senin 29 Januari 2024.
Mustasyar (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri menyebut, tugas Nahdlatul Ulama (NU) adalah memperbaiki kerja dan berupaya memenangkan Indonesia. Gus Mus juga menegaskan bahwa NU bukan bertugas memenangkan calon Presiden (Capres).
"Urusannya NU itu memperbaiki kinerja memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres," katanya.
Gus Mus bercerita dirinya mengaku ketar-ketir saat Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan sambutan.
"Saya ini sudah ketir-ketir. Ketika ketua umum pidato, Rais Aam pidato, jangan-jangan menyinggung Pilpres," ucapnya.
Jika ada yang menyinggung soal Pilpres Gus Mus mengatakan dirinya akan keluar. Namun hal itu tidak terjadi.
"Begitu nyebut Pilpres, saya keluar. Itu bukan urusannya NU. Tapi untungnya tidak," ujarnya disambut tawa tamu undangan yang hadir.
Dalam kesempatan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini juga didapuk untuk memimpin doa. Gus Mus menggantungkan harapan Indonesia beserta bangsanya dan NU bersama warganya dirahmati Allah SWT.
"Mudah-mudahan Allah merahmati Indonesia, Allah merahmati NU, Allah merahmati warga NU, Allah merahmati bangsa Indonesia," katanya.
Advertisement