Raih Prestasi di Hari Otoda 2024, DPRD Puji Kinerja Eri Cahyadi
DPRD Kota Surabaya mengapresiasi penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha tahun 2024 yang disematkan kepada Walikota Surabaya Eri Cahyadi, dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) ke-XXVIII, Kamis 25 April 2024.
Walikota Eri Cahyadi juga menerima penghargaan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Berkinerja Tinggi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Atas prestasi itu, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengucapkan selamat atas capaian tersebut dan diharapkan dapat memicu kinerja positif pemerintahan di Kota Surabaya.
“Selamat atas penghargaan yang diraih Walikota Eri Cahyadi. Selamat kepada Kota Surabaya. Berkat otonomi, pemerintahan daerah berhasil memacu berbagai perkembangan yang positif, dengan berbagai kebijakan pro-rakyat yang tidak meninggalkan karakteristik lokalnya. Kota Surabaya berkembang pesat menjadi kota metropolitan yang humanis, setelah diterapkan otonomi daerah 28 tahun silam,” katanya, Jumat 26 April 2024.
Adi mengatakan, otonomi daerah memberi ruang lebar dan leluasa untuk merancang dan menjalankan pembangunan berbasis kebutuhan lokal. Pun bagi masyarakat, semakin menikmati berbagai kemajuan pembangunan oleh pemerintah.
“Bagi Walikota Eri Cahyadi, penghargaan ini adalah momentum untuk peningkatan kinerja, momentum peningkatan prestasi, dan momentum baik untuk terus memperkuat pelayanan masyarakat,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufida juga mengaku turut bangga atas diraihnya penghargaan tersebut. Laila mengatakan, alasan pemberian penghargaan itu karena Walikota Eri mampu mengentaskan berbagai permasalahan sosial di Surabaya. Mulai dari menekan angka kemiskinan ekstrim, pengangguran, hingga angka kematian ibu dan anak.
Dalam hal penanganan stunting, menurutnya Walikota Eri serta jajarannya tidak hanya bekerja sendiri, akan tetapi juga turut serta melibatkan DPRD, RT, RW, LPMK, Kader Surabaya Hebat (KSH), hingga masyarakat untuk berjibaku mengatasi permasalahan tersebut.
“Dengan bergotong royong bersama masyarakat itu, akhirnya mampu mengurangi stunting. Dan alhamdulillah, Pak Wali juga eksis dan semangat, kita (DPRD) bersama masyarakat juga ikut semangat mengurangi itu,” ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan, Walikota Eri saat ini juga serius memerangi kemiskinan di Surabaya. Salah satu caranya, yakni dengan menggerakkan program Padat Karya untuk keluarga miskin yang dijaring melalui Kampung Madani.
“Kita sudah mulai berproses untuk mengurangi kemiskinan melalui Padat Karya dan UMKM. Jadi, upaya-upaya itu lah yang dijalani, yang penting itu kerjasama, guyub rukun, karena Pak Wali ini orangnya mengayomi, melindungi, dan juga enak untuk diajak rembuk bersama,” tambahnya.
Selanjutnya, Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni juga mengatakan, penghargaan itu memang layak diberikan kepada Walikota Eri karena masyarakat dan pemerintah pusat dapat menilai kerja kerasnya selama ini. Karena menurutnya, Walikota Eri serta jajarannya mampu menggerakkan semua stakeholder untuk terlibat dalam setiap kebijakan.
“Saya tidak kaget, mengingat segala landscape kebijakan yang dibuat oleh mas Eri selama ini. Kenapa saya tidak kaget? Karena masyarakat dan pemerintah pusat itu bisa menilai, sehingga wajar ketika Presiden memberikan penghargaan tertinggi itu,” ungkapnya.
Menurutnya, dua penghargaan ini bisa mewujudkan harapan Walikota Eri untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang baldatun toyyibatun warabbun gafur. Ia juga yakin, karena partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses kebijakan pemerintahan di masa kepemimpinan Walikota Eri saat ini terus meningkat.
“Itu menunjukkan bahwa mas Eri mampu mengamalkan dan mengaplikasikan dengan sukses pesan Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno bahwa gotong royong adalah kunci. Jadi itu tidak hanya slogan Kota Surabaya, di masanya mas Eri, sehingga seluruh masyarakat juga terlibat di seluruh aspek pemerintahan,” katanya.
Ia menambahkan, meskipun Walikota Eri hanya menjabat selama 3,5 tahun, tetapi mampu menggunakan dua kali APBD secara efektif dalam setiap kebijakannya.
“Tidak bersifat parsial, tetapi selalu komprehensif, penanganannya juga dari hulu ke hilir. Salahnya adalah penanganan stunting. Penanganan stunting yang dulunya itu ego sektoral, sekarang tidak, akan tetapi menjadi gotong royong lintas OPD sehingga penanganan stunting di Surabaya bisa membaik,” tambahnya.
Bukan hanya penanganan stunting, lanjut dia, penanganan banjir yang dilakukan oleh juga tidak dilakukan secara parsial, akan tetapi terkoneksi satu sama lain. Dirinya berharap, setelah pembangunan di tahun ini selesai dilakukan, jumlah genangan di Surabaya bisa terus menurun di tahun mendatang.
“Ini yang menurut kami gagasan besar visi mas Eri terhadap Kota Surabaya ini wajar, kalau kemudian diganjar oleh Presiden dan Mendagri. Semoga ini kado yang manis untuk masyarakat Surabaya, kepala daerahnya berprestasi di kancah nasional, sehingga kualitas layanan dan pengabdian terhadap masyarakat juga bisa semakin meningkat,” tandas Toni.