Raih Emas Paralimpiade Tokyo, Atlet Mojokerto juga Dapat Rumah
Khalimatus Sadiyah alias Alim atlet National Paralympic Committee (NPC) Indonesia asal Mojokerto, membuat bangga Indonesia. Bersama Leani Ratri Oktila, ia menyumbang emas pertama kali setelah empat dekade, dari cabang SL3-SU5 Badminton Ganda Putri. Segudang prestasi serta apresiasi sudah diraih perempuan berusia 22 tahun itu.
Diganjar Rumah dan Status PNS
Tahun 2018, atlet bulutangkis asal Dusun Kecobok Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging ini mendapat rumah serta diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia.
Rumah itu dibangun oleh kemenpora diatas tanah milik Alim yang berada di Kecamatan Pungging Mojokerto. Sementara Alim resmi tercatat sebagai PNS golongan 2 A tertanggal 1 Maret 2019.
Hadiah itu diberikan setelah ia menyumbang medali emas di Asian Para Games 2018 cabang olahraga nomor (cabor) bulutangkis ganda putri bertandem dengan Leani Ratri Oktila. "Dapat rumah dari Kemenpora dan diangkat jadi PNS pada tahun 2018 lalu," kata Maslukah, 56 tahun Ibunda Khalimatus Sadiyah, Minggu 5 September 2021.
Tak hanya itu, prestasi yang diraih anak bungsunya itu juga menjadi berkah bagi Maslukah. Warung nasi miliknya yang ada di Jalan raya Trawas Kecamatan Pungging, Mojokerto, juga ikut dibangun setelah Alim menorehkan segudang prestasi. "Warung itu juga sudah atas nama Alim, dulu tidak seperti itu," ucapnya.
Jerih payah Ibu tiga anak itu rasanya terbayar setelah melihat anak bungsunya sukses menjadi atlet. Begitu juga kedua anak laki-laki kakak kandung Khalimatus. Mereka sudah hidup sendiri dengan keluarga kecilnya masing-masing. "Kakak kedua Alim juga pemain bola, sekarang ikut liga tiga di Bali, tapi tidak tahu apa nama klub sepakbolanya," jelasnya.
Sementara ayah kandung Alim, Sukohandoko 59 tahun, meninggalkan rumah sejak ia berusia 2 tahun. "Sudah tidak pernah komunikasi sejak usia Alim 2 tahun. Tapi kalau anaknya kurang tahu, mungkin masih nyambung," ujarnya.
Alim belatih di Pelatnas yang dipusatkan di Kota Surakarta (Solo) dan Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah sejak tahun 2013. Dia pun jarang pulang ke rumah Mojokerto.
"Alhamdulillah saya bangga dengan apa yang sudah diraih anak saya. Selain menjadi PNS sesuai apa yang diharapkan, kini sudah punya rumah sendiri dan kendaraan meski jarang pulang karena latihan di Solo," ungkapnya.
Warung Nasi di Mojokerto
Pantauan di lokasi, warung nasi milik Ibunda Khalimatus Sadiyah itu berada tepat di depan Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin, Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging, Mojokerto. Warung Mak Kah Wifi begitu nama yang terpampang di depan warung.
Bangunan ukuran 3,5 X 5 meter itu terlihat sangat sederhana, meski tidak terlihat kemewahan, warung nasi yang menghadap ke Selatan itu nampak ramai pengunjung. Begitu juga dengan menu makanan yang ditawarkan sangat sederhana. Nasi rawon, nasi pecel, nasi lodeh dan rujak.
Khalimatus Sadiyah Atlet National Paralympic Committee (NPC) Indonesia asal Mojokerto yang meraih medali emas acara SL3–SU5 ganda putri Paralimpiade Tokyo Musim Panas 2020 bertandem dengan Leani Ratri Oktila.
Pasangan ganda putri tersebut bermain dengan klasifikasi WD SL3-SU5. Klasifikasi SL3 adalah klasifikasi untuk atlet dengan gangguan berjalan atau tidak seimbang. Sementara klasifikasi SU5 atau untuk atlet dengan keterbatasan bagian tubuh atas seperti salah satu tidak bisa digunakan secara normal.