Rahasia Kenteng Magic, Dimana Letak Magicnya?
Tiba-tiba ingin cerita kenteng magic. Di beberapa tempat orang menyebutnya ketok magic.
Kebetulan, mobil istri saya penyok. Entah apa penyebabnya. Juga aneh lokasi penyoknya. Persis di tengah pintu kiri belakang.
Memang tidak akan terlalu kelihatan dari jauh. Apalagi warna mobilnya putih mutiara. Bisa terselamurkan.
Sampai sekarang juga belum ketahuan apa penyebab penyok. Kalau disenggol mobil, pasti akan beret catnya. Ini cat tetap utuh, namun bodynya penyok.
Kena setir motor saat desak-desakan di jalan? Juga tidak mungkin. Pasti penyoknya tidak lebar. Paling sebatas diameter setir mobil. Nah ini dekoknya lebih dari itu.
Tapi sudahlah. Biarkan tetap jadi misteri penyebab penyok mobil sang istri.
Saat libur, saya bawa mobil yang setiap hari dipakai istri mengantar anaknya sekolah dan ke gym itu ke bengkel body repair. Tak jauh dari rumah.
Ini bengkel saya pilih karena selalu ramai. Pasiennya. Tidak pernah sepi. Sering pasien mobilnya meluber ke jalan. Padahal bengkelnya sudah cukup besar.
Begitu di bengkel langsung disambut seorang perempuan. Setelah bilang mau betulin mobil, dia langsung panggil seorang tukang.
"Ini harus dikenteng dulu," katanya.
"Pakai kenteng magic?," tanya saya.
Si tukang tersenyum. "Sekarang ada alat kenteng magic modern," katanya.
"Saya dulu tukang kenteng magic."
Kata itu saya ungkapkan karena ada maksud. Ingin menunjukkan bahwa saya paham tentang teknik itu. Sehingga dia tidak pasang tarif mahal.
Terang saja, si tukang nggak percaya. Mana mungkin mantan tukang kenteng punya mobil kelas premium.
"Masak abah pernah jadi tukang kenteng magic," katanya sambil menunjukkan keheranannya.
Rupanya dia panggil abah karena saya pakai sarung dan peci. Kebetulan memang dari masjid terus ke bengkel.
Dulu, waktu masih kuliah di Jogja, kenteng magic memang dunia saya.
Bukan sebagai pengusaha bengkel, tapi tukangnya.
Jujur menjadi tukang kenteng sewaktu mahasiswa bukan cita-cita. Itu karena terpaksa.
Juga sama terpaksanya ketika harus menjadi tukang parkir di gelanggang mahasiswa UGM.
Saya masuk ke UGM setelah setahun kuliah di IKIP Malang. Kini UM alias Universitas Negeri Malang.
Saya ikut tes ulang karena kurang sreg dengan bidang studi yang saya ambil: geografi.
Berkali-kali berupaya bertahan nggak berhasil. Tetap ikut test ulang. Saat itu, namanya Sipenmaru (seleksi penerimaan mahasiswa baru).
Saya pun tak lagi memilih Universitas Brawijaya yang kini dikenal dengan UB, seperti cita-cita waktu SMA. Tapi memilih UGM.
Eh, diterima. Setelah itu, saya lapor ke orang tua. Minta ijin pindah ke Yogya, kuliah di jurusan Publisistik (kini ilmu komunikasi) UGM.
Orang tua --khususnya ibu-- saya keberatan. Maklum, sudah membiayai setahun di IKIP Malang. Dengan ekonomo orang tua yang pas-pasan, sangat eman biaya kuliah setahun yang sudah keluar sia-sia.
Apalagi, sejak mula ibu saya sangat ingin saya menjadi guru. Seperti beliau. Seperti juga ayah saya. Sementara, saya berpikir lain: Ingin lebih dari guru.
Melihat ibu saya keberatan, saya mengajukan opsi: "Kalau berat soal biaya, jatah saya untuk bayar kos di Malang, saya pakainya daftar ulang dan bayar SPP di UGM. Ibu tidak usah beri uang kos," jawab saya yakin.
Entah kemana akan tinggal, saat itu belum terpikir. Yang penting bisa kuliah di UGM. Ibu saya setuju.
Benar saja. akhirnya bisa masuk UGM tapi nggak punya tempat tinggal. Sempat numpang di kantor partai yang kebetulan ketuanya orang Blitar. Tiap hari jalan ke kampus 7 kilometer. Juga penghuni illegal gelanggang mahasiswa.
Satu semester saya menjadi mahasiswa gelandangan. Bisa sewa kos setelah kumpulkan uang dengan menjadi tukang parkir setiap kali ada pameran di gelanggang.
Kembali ke kenteng magic. Saya menjadi tukang kenteng untuk hidup dan mencukupi biaya kuliah. Maklum, tahun kedua di Yogya saya bertekad tak lagi minta kiriman orang tua.
Maka kerja serabutan saya jalani. Mulai dari tukang bikin spanduk, tukang taman, dan tukang kenteng magic.
Saat itu, di Yogya kenteng magic sedang ngehits. Bengkel pertama dibikin mahasiswa sastra Arab UGM asal Blitar, Mohammad Fatoni.
Dia pula yang menciptakan nama kenteng magic. Tukang dan teknologinya semuanya diimpor dari Blitar.
Ke dia lah saya ngenger. Itu pun setelah ia buka cabang di tempat lain. Masih di Yogya.
Kenteng magic sebetulnya tak mengandalkan magic. Disebut magic karena hasilnya sering seperti sulapan. Mobil penyok kembali seperti semula.
Kok bisa? Inilah ilmunya. Prinsip dasar teknologi kenteng magic: setiap benda punya jiwa. Besi juga punya jiwa.
Maka keahlian pertama tukang magic adalah memahami jiwa besi. Seperti memahami jiwa air yang selalu mengalir ke tempat yang rendah.
Alat kenteng juga sangat sederhana. Lapak besi dan palu. Lapak digunakan untuk alas palu. Biar palu tak langsung membentur besi. Lapak besi itulah yang dipakai untuk memijat jiwa besi.
Jiwa besi? Ya. Kalau ada yang penyok, maka bukan tempat yang penyok itu yang dikenteng. Tapi disekitarnya. Seperti pijat urat. Tidak dipijat di tempat yang sakit, tapi yang bersinggungan dengan sakitnya.
Dengan teknologi memahami jiwa besi ini, maka mobil penyok bisa kembali ke semula. Bahkan terkadang tidak ada bekasnya.
Dengan teknologi ini bisa mengembalikan mobil penyok tanpa mengecat ulang. Itu sepanjang catnya tidak pecah sebelumnya. Kalau sudah pecah ya tidak bisa apa-apa. Apalagi mobil lama yang dempulnya tebal.
Mengapa proses pengerjaan kenteng magic tak boleh dilihat? Ini murni trik marketing. Bikin orang penasaran. Seperti halnya perusahaan besar menyembunyikan rahasia perusahaan. Seperti coca cola, resep campuran minumannya sampai sekarang publik tidak tahu.
Tentu boleh juga ilmu kenteng magic tidak diketahui orang banyak. Biar tidak ditiru. Kalau banyak yang bisa kan akan kehilangan pelanggan.
Karena itu, ruang pengerjaan kenteng magic selalu dibikin tertutup rapat. Biar lebih meyakinkan lagi, satu mobil keselimuti kain putih.
Trik marketing lain menggunakan tarif yang unik. Biaya jasanya dibikin aneh: misalnya lima ratus ribu sepuluh rupiah. Biar terkesan makin miteri. Seperti dukun beri sarat bawa kembang kamboja.
Yang menyenangkan itu kalau ada mobil bagus masuk kenteng magic. Bisa ambil jasa mahal, pengerjaannya gampang.
Mobil bagus selalu menggunakan cat bagus. Sehingga tidak gampng pecah dan bisa kembali semula. Seperti dimagic, ha..ha..
Suatu ketika, ada seorang mahasiswa dengan mobil BMW datang. Ia tampak sekali cemas. Sebab, orang tuanya besok datang. Nah, mobil baru bapaknya penyok nyenggol pagar.
Dia minta harus jadi hari itu juga. Kalau ada yang seperti ini, semua sudah pasti senyum senang. Bisa tarik tarif mahal, padahal pekerjaannya gampang. Mobil seperti BMW kualitas catnya istimewa. Karena itu, selama tidak pecah, pasti bisa dikembalikan seperti semula. Tanpa bekas.
Kini pasti kenteng magic tak mungkin bisa mengembalikan kejayaannya seperti ketika saya mahasiswa.
Makin banyak orang tahu rahasianya. Makin banyak alat untuk membetulkan bodi mobil yang penyok. Bahkan, beredar luas di laman online alat teknologi sederhana untuk itu.
Yang pasti kenteng magic pernah beberapa lama membuat saya bisa kuliah. (arif afandi)