Raffi Ahmad Wajib Pakai Masker Setelah Divaksin? Ini Faktanya
Selebriti Raffi Ahmad harus meminta maaf setelah ketahuan hadir di sebuah pesta, tanpa menggunakan masker atau menjaga jarak. Sementara, ia baru menerima dosis pertama vaksin Sinovac pada pagi harinya, bersama Presiden Joko Widodo dalam vaksinasi Covid-19 pertama di Indonesia.
Lantas mengapa orang yang telah menerima vaksin, masih wajib menggunakan masker, menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan lainnya? Berikut sejumlah faktanya.
Kekebalan Tubuh Butuh Waktu
Butuh sejumlah waktu bagi vaksin untuk menumbuhkan imunitas atau kekebalan pada tubuh atas virus penyebab Covid-19. Sementara, efektivitas vaksin Sinovac diketahui mencapai 56 persen, melampaui batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu sedikitnya 50 persen. Artinya, jika 100 orang yang telah divaksin terpapar virus, maka kemungkinan untuk mendapatkan gejala sakit di antara mereka, masih sangat mungkin muncul, meski berkurang dibandingkan tidak menggunakan vaksin.
Sedangkan vaksin Pfizer, menurut Jurnal New England Journal of Medicine, akan menumbuhkan 52 persen efektivitas melawan virus, sepekan setelah disuntik dosis pertama. Efektivitas akan meningkat mencapai 95 persen setelah dosis kedua disuntikan.
Sementara vaksin Moderna melaporkan tingkat efektivitas mencapai 51 persen, dua pekan setelah disuntik dosis pertama, dan mencapai 94 persen dua pekan setelah disuntik dosis kedua.
"Efektivitasnya tidak 100 persen," kata Paul Offit, direktur dari Pusat Pendidikan Vaksin dan anggota Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA). "Artinya satu dari 20 orang yang divaksin masih akan mengalami gejala ringan hingga menengah jika terpapar virus," ujarnya dilansir dari NPR.
Tetap Berpotensi Menularkan Virus
Fokus untuk membuat vaksin adalah untuk melindungi diri dari gejala sakit, bila terpapar virus Covid-19, mengikuti tingkat efektivitas vaksin tersebut.
Namun, penelitian untuk mengetaui kemampuan vaksin menularkan virus, dari orang yang telah divaksin kepada yang lain, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. "Ahli masih harus memahami lebih banyak tentang perlindungan yang diberikan vaksin, sebelum memberikan rekomendasi untuk mengubah protokol kesehatan yang sudah diterapkan, untuk mengerem laju penyebaran virus," kata Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Vaksin Hanya Meredam Gejala Sakit
Jika seorang telah divaksin, dan terpapar SARS-CoV-2, maka kemungkinan mengalami gejala sakit, akan jauh berkurang. Tetapi, sistem kekebalan tubuh mungkin saja tidak melawan seluruh virus yang ada. Bisa jadi, sejumlah virus mampu bertahan dan terdorong keluar dari tubuh melalui napas, batuk atau bersin.
Melepas Masker di Antara Orang yang Divaksin
Melepas masker tidak dianjurkan bahkan jika berada di antara orang yang telah divaksin. Sebab, vaksin tidak 100 persen efektiv melindungi tubuh dari gejala sakit. Sehingga jika terpapar virus, pasien yang telah divaksin tetap berisiko untuk sakit. (Npr)
Advertisement