Radio Pioner Adzan se-Jawa Timur 'Radio Yasmara'
Tiga puluh menit menjelang waktu salat fardlu, masjid-masjid di hampir seluruh wilayah Jawa Timur menyiarkan lantunan ayat suci Alquran, kemudian diiringi salawat. Tak terkecuali saat waktu Salat Subuh hampir tiba. Lantunan Salawat Tarhim, diiringi bacaan surat-surat pendek secara serempak disiarkan layaknya alarm yang membangunkan masyarakat, sekaligus mengajak salat berjemaah ke masjid.
Lantunan Shalawat Tarhim dan bacaan surat-surat pendek yang disuarakan tersebut berasal siaran Radio Yayasan Masjid Rahmat (Yasmara), yang direlay masjid-masjid untuk disiarkan kembali hingga ke pelosok-pelosok.
Radio ini mengudara dengan gelombang AM tepatnya frekuensi 1152 KHz ini, berdiri sejak 1967. Bermula dari sebuah radio eksperimen.
"Sekitar tahun 70-an dibentuk Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) yang memiliki motto 'Kami Radio Swasta Bukan Amatir' dari situlah radio ini menjadi radio swasta yang profesional," ungkap Joko Rahadian, selaku Direktur Radio Yasmara, saat ditemui ngopibareng.id di stasiun radio berlokasi di Jalan Amir Hamzah 18 Surabaya.
Joko Rahadian juga menceritakan, sejak awal berdiri radio Yasmara sudah memiliki ide untuk menjadi radio edukasi tentang agama Islam.
"Pertama kali kami punya ide mengkumandangkan tartil sebelum adzan berbunyi. Dan hal ini ternyata direlay di seluruh masjid di Surabaya, Sidoarjo sampai Probolinggo, sampai saat ini," cerita Joko Rahadian.
Jadi, kalau radio ini belum mengumandangkan adzan, lanjut Joko Rahadian, masjid lain juga tidak akan menyiarkan adzan.
"Kalau kami nyalakan adzan baru semuanya akan merelay, mereka (muadzin masjid) bilang agar seragam se-Jawa Timur jadi patokannya Radio Yasmara," terangnya.
Radio yang tepat berada di belakang Masjid Rahmat ini, hanya mempunyai satu ruangan siaran. Saat memasuki ruangannya hanya ada meja, komputer dan alat siaran sederhana yang menemani penyiar untuk memberikan program keagamaan setiap harinya.
Sebenarnya, Radio Yasmara tak hanya menyiarakan adzan saja, beberapa program keagamaan juga mereka siarkan setiap hari, tentunya semua programnya bernafaskan Islami.
"Kami punya banyak program dari pagi sampai malam, salah satunya program Duha Mubarok yaitu cerita Islam para nabi, program hikmah kehidupan dan masih banyak lagi, dengan total enam orang penyiar secara bergiliran," jelas Joko Rahadian dengan semangat.
Saat ditanya kenapa masih menggunakan frekuensi AM sampai saat ini, Joko Rahadian menjelaskan, itu hanya berbeda teknologi saja.
"Kalau FM kan pancarannya lurus horizontal kalau ada gedung tinggi pancaranya tidak kuat sudah tidak terdengar radionya. Kalau AM pancarannya seperti gelombang jadi kalau ada gedung, ada gunung dia tetap terdengar, makanya radio ini bisa mengudara ke seluruh Jawa Timur," terangnya.
Menurut Joko Rahadian, tak ada aturan untuk merelay adzan yang disiarkan Radio Yasmara siapa pun boleh melakukannya, asal digunakan untuk kebaikan dan umat.
Ia pun menambahkan, Radio Yasmara tetap akan bertahan sebagai radio pioner kumandang adzan di Jawa Timur sampai 20 tahun mendatang. Hal ini dikarenakan Radio Yasmara tetap istiqamah sejak awal berdiri sampai saat ini.
"Saya yakin kami masih akan bertahan sampai 20 tahun mendatang, karena kami istiqamah sejak awal berdiri sampai saat ini, sehingga kami juga mendapatkan kepercayaan dari para takmir masjid," pungkasnya. (pts)