Radio China Jadikan 3.000 Surat Pendengar Indonesia sebagai Monumen
Kantor China Radio Internasional (CRI) di Beijing menjadikan tiga ribu surat pendengar dari Indonesia tahun 1960an sebagai monumen berbentuk bola.
"Ini sengaja kami jadikan sebuah monumen, untuk membuktikan pendengar kami dari Indonesia cukup banyak pada waktu itu, meski tahun 1960-an hubungan Indonesia dan China kurang begitu baik," kata Perwakilan CRI Divisi Bahasa Indonesia Zhu Funing di Beijing, Jumat.
Ia mengatakan bahwa pendengar radio dari Indonesia, khususnya untuk gelombang pendek atau gelombang tertentu, pada waktu itu banyak dan merupakan salah satu kelompok pendengar setia radio China sebab 3.000 surat yang dijadikan monumen itu terkumpul hanya dalam sebulan.
Funing menjelaskan radio China menyampaikan siaran khusus berbahasa Indonesia mulai 1 April 1970 untuk mengakomodasi pendengar setia dari Nusantara.
"Saat ini, kami telah membuka siaran khusus dengan total 65 bahasa dunia, 10 di antaranya adalah bahasa negara-negara di Asia," katanya saat menemui kunjungan delegasi media dari Indonesia di kantor CRI Shijingshan Road Beijing.
Ia menambahkan CRI juga mempunyai divisi khusus bahasa Indonesia dengan 16 pegawai dari total 2.000 pegawai CRI yang ada di seluruh dunia.
Direktur CRI Wilayah Asia Tenggara An Xiaoyu mengaku bangga dengan pendengar Indonesia karena begitu banyak dan setia, bahkan hingga saat ini.
"Keberadaan CRI yang merupakan bagian dari pemerintah China bertujuan mengenalkan Tiongkok kepada Indonesia, dan dengan siaran berbahasa Indonesia kami juga ingin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Tiongkok," katanya.
Ia berharap hubungan masyarakat Tiongkok dan Indonesia bisa terus terjalin dengan baik dan harmonis melalui kerja sama media.
CRI, yang didirikan sejak 3 Desember 1941, kini mempunyai siaran televisi dan sejumlah aplikasi daring, serta media sosial dengan jumlah pengikut lebih dari 13 miliar orang di dunia.
Di Indonesia, CRI yang menjadi bagian dari China International Broadcasting Network (CIBN) juga telah bekerja sama dengan beberapa media nasional seperti Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Tempo, Jawa Pos, dan Radio Elshinta. (ant)
Advertisement