Radiasi Ponsel Bisa Sebabkan Penyakit, Ini Penjelasannya
Banyak orang mengatakan radiasi elektromagnetik dari ponsel bisa menyebabkan beberapa penyakit serius. Beberapa penelitian bahkan mengungkapkan sejumlah risiko kesehatan yang patut diwaspadai. Namun benarkah hal tersebut?
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Sho’im Hidayat, dr., MS menyampaikan, paparan radiasi elektromagnetik dari ponsel termasuk dalam golongan yang paling lemah.
“Smartphone, radar, dan televisi, termasuk ke dalam kelompok radio frekuensi. Artinya, energi atau daya rusak yang dihasilkan paling lemah,” ungkap Sho'im.
Menurut Sho’im, berdasarkan daya rusaknya, setidaknya gelombang elektromagnetik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pertama, dari yang paling tinggi, yaitu sinar gamma dengan panjang gelombang sekitar 10-7 meter. Selanjutnya, sinar x atau rontgen, dan sinar ultraviolet.
Selain itu, terdapat sinar tampak, sinar inframerah, dan sinar gelombang mikro. Sementara sinar radio frekuensi berada pada tingkat paling rendah dengan panjang gelombang lebih dari satu meter.
“Pada gelombang elektromagnetik, energi yang dihasilkan tergantung panjang gelombangnya. Sedangkan panjang gelombang ini bervariasi. Inilah kenapa daya rusak suatu gelombang elektromagnetik berbeda-beda,” terang Sho’im.
Sementara itu, terkait sakit kepala yang kerap muncul akibat menggunakan gawai, Sho’im menandaskan bahwa penyebabnya kemungkinan besar bukan radiasi elektromagnetik.
"Hal itu bisa terjadi karena sikap kerja yang kurang ergonomis," imbuhnya.
Meski begitu, Sho’im mengungkapkan, beberapa radiasi elektromagnetik perlu diwaspadai, di antaranya adalah sinar rontgen dan sinar ultraviolet. Sinar x atau rontgen berpotensi mengionkan molekul kimia dalam tubuh. Hal tersebut dapat mengakibatkan mutasi gen yang selanjutnya memicu kanker.
“Ini bisa terjadi kalau paparannya dalam waktu lama, lebih dari 10 tahun. Walaupun kadarnya kecil,” jelas Sho’im.
Di sisi lain, Sho’im menambahkan, sinar ultraviolet memiliki sejumlah risiko yang menimbulkan kerusakan akut pada mata. Misalnya, menatap matahari terlalu lama atau menangkap sinar ultraviolet yang dihasilkan las listrik dapat meningkatkan risiko kerusakan pada mata.
Sho’im menegaskan, bahwa radiasi elektromagnetik yang dihasilkan ponsel tidak mengkhawatirkan. Menurutnya, jika muncul sakit kepala, lebih penting untuk memperbaiki sikap kerja agar lebih nyaman dan tidak membuat otot kaku.
“Gelombang radiasi ponsel lemah sekali kok. Tidak perlu khawatir,” tutupnya.
Advertisement