Radhar Panca Dahana Telah Tuntaskan Perjuangan Hidupnya
Innalillahhi wa Innailaihi Rojiun. Telah meninggal dunia, jurnalis dan sastrawan Indonesia, Radhar Panca Dahana, Kamis malam pukul 20.00 di UGD RS Cipto Mangunkusumo. Berita duka ini menyebar digrup-grup jurnalis dan sastrawan Kamis malam.
Radhar, kau telah akhiri perjuanganmu yang luar biasa. Sebagian besar hidupmu untuk berjuang. Bukan untuk perkembangan kesusasteraan Indonesia, tetapi juga untuk sakitmu yang telah menahun dan kau nikmati dengan ikhlas sejak 2001. Gagal ginjal, yang mengharuskanmu untuk cuci darah seminggu dua kali. Penyakit yang telah banyak menginspirasi itu telah kau lampaui, dan kini kau telah sembuh dari penyakitmu itu.
Tahun 2007, dalam keadaan sakit dia masih tetap naik panggung, saat dia bermain monolog dalam lakon berjudul "1 Hari 11 Mata Di Kepala" di Teater Kecil, bersama Teater Kosong. Dia bahkan sempat pingsan saat latihan, tapi dia tak mengindahkan anjuran kawan-kawannya untuk membatalkan rencana pentasnya. Dia tetap latihan dengan berbaring. Saat pentas tiba tanggal 7 Juli 2007, dia tetap bermain monolog dengan berbaring di tempat tidur, di atas panggung.
Lahir di Jakarta 26 Maret 1965, kini usia Radhar genap 56 tahun lebih 25 hari. Karya-karyanya berupa cerpen, esei sastra, naskah drama, puisi, dan makalah yang tersebar di berbagai media. Dia adalah pendiri Perhimpunan Pengarang Indonesia, dan hingga tahun lalu menjadi Presiden Federasi Teater Indonesia.
Radhar menyelesaikan Program S1 Jurusan Sosiologi FISIPUniversitas Indonesia tahun 1993, dan studi Sosiologi di École des Hautes Études en Science Sociales, Paris, Prancis, tahun 2001. Radhar pernah menjadi pemimpin redaksi tabloid milik Grup Gramedia. Radhar juga tercatat sebagai dosen Fasultas Sastra Universitas Indonesia.
Malam ini di linimasa Facebook dan platform medsos lainnya dipenuhi berita duka kepergianmu, selamat jalan Radhar, karya dan semangatmu tetap abadi.