Rabithah Alawiyah Tertantang Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Era globalisasi menghadirkan tantangan bagi seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia, saat berbagai sektor kehidupan masyarakat dituntut untuk dapat terus teraktualisasi dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat bersaing secara global.
Oleh karena itu, menurut Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, diperlukan partisipasi aktif dari berbagai pihak, untuk meningkatkan sektor-sektor ini agar mampu berkembang ke arah yang lebih baik.
“Peran berbagai pihak, termasuk Rabithah Alawiyah, dibutuhkan saat ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang mampu bersaing secara global,” ujar Ma’ruf Amin saat menerima Dewan Pengurus Pusat Rabithah Alawiyah Periode 2021-2026 di kediaman resmi Wapres, melalui keterangan resmi, Rabu.
Kualitas SDM
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, salah satu cara konkret yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) ahli serta mendorong sinergi yang baik antara pemerintah dan lembaga pendidikan untuk dapat menghasilkan output yang nyata, tidak hanya di atas kertas.
“Pemerintah ingin menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian dari perekonomian nasional untuk mewujudkan kesejahteraan yang berorientasi keadilan dan inklusif. Untuk itu, diperlukan banyak ahli di bidang tersebut,” tutur Wapres.
“Lembaga pendidikan dan pemerintah harus bersinergi untuk turut serta menyumbangkan pemikiran dalam memajukan ekonomi syariah, misalnya, terkait pengembangan jaminan produk halal,” tambahnya.
Di sisi lain, Wapres juga mengingatkan, sebagai negara yang majemuk, Indonesia rentan dengan aliran-aliran ekstremisme yang menganggap paham di luar kepercayaannya merupakan hal yang salah.
Para ulama juga diharapkan dapat terus menyosialisasikan paham moderat (washatiyah) di tengah masyarakat agar kerukunan antarumat beragama dapat terjaga.
“Saya berharap para ulama dalam berdakwah dilakukan atas dasar prinsip kemaslahatan,” ucap Wapres.
“Negara Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Saya optimis bahwa kita dapat menjadi panutan dunia sebagai negara yang damai, sejahtera dalam kondisi multi kultural dan multi agama,” tuturnya.