Quraish Shihab Tertarik Al-Quran, Ternyata Ini Awal Mulanya
"Kedua, jika belajar filsafat, dan menjadi ahli pada bidang filsafat belum tentu mengerti tentang fikih, dan bahasa arab, sementara kalau belajar Al-Qur’an akan bisa memahami fikih, bahasa arab, bahkan sosiologi," kata Quraish Shihab.
Sudah tidak asing bahwa nama Habib Muhammad Quraish Shihab merupakan mufassir terkemuka Indonesia. Dari kerja intelektualnya, ia menghasilkan lebih dari 50 buku, termasuk buku Tafsir Al-Misbah yang merupakan karya monumentalnya.
Namun demikian, tidak banyak orang yang tahu bagaimana awal mula Menteri Agama Republik Indonesia 1998 ini sampai punya perhatian kepada bidang tafsir Al-Qur’an.
Pada acara Temu Alumni Bayt Al-Qur’an di Pesantren Dar Al-Qur’an Arjawinangun, di Cirebon, belum lama ini, Habib Quraish pun sempat mengemukakan alasan dirinya menaruh perhatian pada Al-Qur’an.
Menurutnya, hal tersebut terjadi ketika dirinya hendak kuliah di Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir. Saat itu, ia merasa bingung tentang jurusan yang ingin diambil di fakultas Ushuluddin. Adapun pada fakultas tersebut terdapat jurusan Filsafat, Tafsir Al-Quran, dan Hadis.
Saat kebimbangan melanda, ia konsultasi kepada beberapa dosen di kampus tersebut. Beberapa dosen mengarahkan jurusan dengan memberikan dua penjelasan kepada dirinya.
Pertama, ia diingatkan tentang bahaya mempelajari filsafat karena bisa membuat si pelajar tergelincir, sementara kalau belajar Al-Qur’an tidak akan membuat tergelincir.
“Satu keistimewaan ini (belajar aL-Qur’an),” pikirnya.
Kedua, jika belajar filsafat, dan menjadi ahli pada bidang filsafat belum tentu mengerti tentang fikih, dan bahasa arab, sementara kalau belajar Al-Qur’an akan bisa memahami fikih, bahasa arab, bahkan sosiologi.
“Jadi, itu sebabnya saya pilih jurusan tafsir (Al-Qur’an),” katanya. (adi)