Quartararo Frustrasi, Merasa MZR-M1 Bukan Motornya Lagi
Fabio Quartararo merasa frustrasi dengan motor Yamaha MZR-M1 yang ia pakai. Ini setelah dirinya harus memulai dari babak kualifikasi pertama setelah tercecer di urutan ke-14 dalam sesi latihan MotoGP Argentina 2023.
Fabio Quartararo naik satu tingkat dari sesi Jumat pagi, yang ia selesaikan hanya 0,746 detik dari pembalap Aprilia Aleix Espargaro, pembalap tercepat di sesi itu.
Tapi kurangnya kecepatan di tikungan, bukan waktu putaran, yang membuat rider Prancis itu tampak cemas.
Quartararo juga lebih lambat dari rekan setimnya Franco Morbidelli di kedua sesi. Pembalap Italia itu berada di posisi kesembilan sekaligus mengamankan akses langsung ke kualifikasi kedua.
“Kami tidak tahu mengapa (itu) menjadi masalah terbesar. Ini adalah hari yang sangat buruk,” kata Quartararo.
“Hal terburuk adalah feelingnya tidak terlalu buruk, tapi ada banyak hal dengan ban belakang saat menikung, sehingga kami tidak bisa melakukan corner speed.”
“Saya merasa sangat kaku di atas motor, saya tidak merasa normal. Jadi kita harus menemukan penyebabnya. Kecepatan kami biasanya cukup bagus, tapi hari ini kecepatannya selain putaran pertama di FP2, buruk. Kami tidak memiliki kecepatan. Dan inilah masalahnya.”
Quartararo merasa tidak tahu mengapa dirinya merasa begitu buruk di atas motor. Ia meyakini hal ini disebabkan belum adanya perubahan banyak hal pada motornya. Bahkan saking herannya, ia merasa MZR-M1 bukan motornya lagi. Baginya, itu bukan perasaan yang baik.
Quartararo lebih lambat 0,793 detik dari waktu terbaiknya dalam latihan Jumat musim lalu. Sebagai perbandingan, Espargaro hanya lebih lambat 0,274 detik dari satu tahun lalu, saat dia juga menjadi yang tercepat.
“Hari ini jauh lebih buruk daripada Portimão,” tambah Quartararo, mengacu pada pembuka musim akhir pekan lalu.
“Di Portimao, kualifikasinya tidak bagus, tapi kecepatannya bagus. Jika Anda memeriksa kecepatannya, itu untuk memperebutkan posisi lima besar.”
Quartararo menegaskan bahwa mengubah geometri motor, pendekatan yang biasa dilakukan saat menghadapi kondisi grip rendah tidak ada bedanya.
Diketahui, Quartararo juga tidak mengalami pembatasan dalam hal engine brake.
“Kami lebih bebas dengan engine brake untuk mendapatkan lebih banyak kecepatan menikung, tapi masalahnya persis sama,” jelas Quartararo.
“Pada dasarnya perasaannya adalah saya tidak bisa menggeber kecepatan ketika menikung. Jadi tanpa melakukan itu, saya mencoba membuka gas sedikit lebih agresif, (tetapi) tidak ada grip, jadi saya berputar lebih jauh.”
Jadi, meski memperlambat laju motor saat menikung di trek ini, ia merasa tidak terbantu. Karena meskipun ia mengangkat sepeda, ban tetap berputar. Sehingga laju motor tetap saja lambat.
"Karena jika Anda memeriksa tahun lalu saat pemanasan, kami memiliki salah satu langkah terkuat. Saya berada di 1'38, tahun lalu dan saya mencatat waktu putaran yang sama dengan ban 18 putaran.”
Quartararo mengeluh karena sampai saat ini dirinya tak mengethaui apa yang emnyebabkan laju motornya selambat itu dalam situasi ini.