Quartararo Buka Suara Soal Nilai Fantastis pada Kontrak Barunya
Pembalap Yamaha Fabio Quartararo akhirnya buka suara soal kabar yang menyebutkan bahwa dia menjadi pembalap berpenghasilan tertinggi di MotoGP.
Seperti diketahui, Quartararo mengabaikan minat Aprilia untuk menandatangani kontrak baru dengan Yamaha senilai 12 juta euro per tahun.
Tak sedikit yang mempertanyakan keputusan rider asal Prancis tersebut. Sebab, kendati Yamaha mempunyai kekuatan finansial cukup besar, motor mereka tetap tidak kompetitif. Sementara Aprilia telah menunjukkan tanda-tanda positif lewat kemenangan Maverick Vinales pada sprint race dan balapan penuh MotoGP AS di Sirkuit COTA.
Namun, tampaknya Quartararo memiliki pertimbangan tersendiri ketika menerima kontrak baru Yamaha. Ia juga tak memungkiri besaran kontraknya juga jauh lebih tinggi dibanding tawaran Aprilia.
"Kami tidak akan berbohong satu sama lain, saya rasa ya, sebagai pembalap, saya punya nilai,” ujar juara dunia MotoGP 2021 itu dikutip dari Motorsport, soal besaran uang dalam kesepakatannya:
“Dan Yamaha mengetahui hal itu dengan sangat baik. Saya merasa terhormat bahwa merek seperti Yamaha bertaruh pada saya. Sudah beberapa tahun saya bersama mereka.”
Namun ia juga menyebut, uang bukanlah yang utama. Tapi proyek pengembangan dalam beberapa tahun ke depan yang dilakukan Yamaha menjadi alasan ia menolak pindah. Bahkan, ia mengecilkan besaran finansial dalam kontrak barunya itu.
Uang yang ditawarkan Yamaha kabarnya tiga kali lipat dari yang bisa disodorkan Aprilia. Terlepas dari itu, kini konsentrasi Yamaha untuk pengembangan motor tak lagi terganggu saat bursa pembalap dibuka.
Quartararo sendiri menegaskan, tujuannya untuk tetap di Yamaha adalah mengembalikan pabrikan Jepang itu ke puncak klasemen MotoGP.
“Sejujurnya, saya juga punya ego, saya punya harga diri. Kami pernah menang bersama Yamaha. Kami turun ke titik terendah selama dua tahun terakhir ini. Saya juga menghitung yang ini.”
“Saya ingin kembali dengan merek yang memberi saya kesempatan untuk mengubah karier saya, dengan merek yang mengubah hidup saya.”
Namun pengingat akan perjuangan Yamaha yang terus berlanjut terjadi pada putaran ketiga tahun 2024, di Sirkuit Amerika.
Quartararo dan rekan setimnya Alex Rins masing-masing berada di urutan ke-15 dan ke-16 dalam balapan sprint, hanya Luca Marini dari Honda yang menyelesaikan balapan di belakang mereka.
Quartararo saat itu berada di urutan ke-12 di klasemen sementara pembalap
Komitmen jangka panjang
Yamaha menegaskan rencana mereka merupakan komitmen jangka panjang untuk kembali ke puncak MotoGP. Meskipun kepala timnya selama 26 tahun terakhir, Lin Jarvis, akan keluar pada akhir tahun 2024, rencana comeback yang telah mereka susun tak terganggu.
Penambahan insinyur Max Bartolini dari Ducati dipandang penting, meski dampaknya belum terlihat di lintasan.
Yamaha juga optimistis akan merekrut tim satelit pada tahun 2025, sehingga memberi mereka data dua kali lipat, pembalap dan motor.
Sumber: Crash.net