Qatar Pernah Fasilitasi Taliban Atas Permintaan AS dan Saudi
Doha: Penasihat Senior Kontraterorisme untuk Menteri Luar Negeri Qatar Mutlaq Al-Qahtani mengatakan bahwa negaranya memang pernah menerima perwakilan kelompok Taliban, tetapi itu atas permintaan Amerika Serikat dan Arab Saudi serta negara-negara teluk lainnya, kata Mutlaq kepada Al Jazeera pada hari Minggu (11/6) malam.
“Ketika itu Amerika Serikat dan negara-negara Arab akan mengadakan pembicaraan dengan Taliban, dan mereka menekan Qatar untuk memfasilitasi pertemuan itu. Sebagai bagian dari kebijakan pintu terbuka Qatar, maka kami memfasilitasi pertemuan itu atas desakan Amerika dan negara-negara Arab. Sekarang mereka menuduh Qatar menjadi tuan rumah kelompok militan,” katanya.
Mutlaq al-Qahtani menegaskan, Qatar menjadi tuan rumah Taliban "atas permintaan pemerintah AS." Taliban membuka "kantor politik" di Qatar pada tahun 2013, namun pemerintah Qatar kemudian menutupnya.
Qatar mendapat tekanan kuat dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maladewa, dan Mesir - yang semuanya telah memutuskan hubungan dengan Doha - dan AS atas tuduhan bahwa pemerintah Qatar mensponsori kelompok-kelompok ekstremis, termasuk Taliban.
Mutlaq menambahkan bahwa keputusan untuk memutus hubungan yang dilakukan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir serta sekutu lain atas dugaan pendanaan Qatar terhadap kelompok ekstremis tidak akan terbukti.
“Saya pikir ini bukan tentang kontraterorisme, ini bukan tentang pendanaan teror,” katanya kepada AFP.
“Saya pikir ini tentang kampanye yang diatur terhadap negara saya untuk menekan negara saya agar mengubah kebijakan luar negeri kami yang aktif dan independen. Kebijakan dominasi dan kontrol ini tidak akan berhasil,” ujarnya.
“Ketika berkaitan dengan terorisme, Qatar tidak pernah mendukung terorisme, Qatar tidak mendukung terorisme, Qatar tidak akan mendukung terorisme,” imbuhnya
Kerajaan kecil kaya minyak itu berada di tengah krisis diplomatik terbesar yang melada kawasan Teluk dalam beberapa tahun terakhir. (afp)