PWNU Sambut Positif Masjid Al Akbar Gelar Sholat Id
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Jatim yang mengizinkan pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1441 Hijriah secara berjamaah di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya.
Katib Syuriah PWNU Jatim, Syafruddin Syarif mengatakan, kebijakan yang ada dalam surat edaran Sekretaris Daerah Provinsi Jatim nomor 451/7809/012/2020, tersebut bukan sebuah masalah.
"Jadi khusus untuk Masjid Al Akbar saya setuju dengan edaran Pemerintah Provinsi Jatim yang rencananya akan membuka kembali (kegiatan Sholat Id)," kata Syafruddin saat dihubungi awakmedia, Senin, 18 Mei 2020.
Syafruddin mengungkapkan, dirinya sudah membuktikannya sendiri di masjid Al Akbar. Bahwa di lokasi tersebut, protokol kesehatan sudah diberlakukan secara ketat.
"Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, dan pernah ke sana saat Covid ini, di sana itu protokolnya benar-benar dilaksanakan dengan tepat," ungkap Syafruddin.
Selain itu, menurut Syafruddin, Masjid Al Akbar juga merupakan ikon bagi Provinsi Jatim. Sehingga masjid itu dipastikan memiliki protokol kesehatan yang ketat seperti pengaturan jarak jemaah, fasilitas cuci tangan, aturan pemakaian masker dan lainnya.
"Protokol kesehatannya, jadi sebelum masuk diperiksa, saya rasa setiap ada orang terkontaminasi atau terkena positif corona akan ketahuan, karena kan diperiksa itu. Karena itu ikon jatim, tentu protokolnya ketat seperti tadi itu," jelas Syafruddin.
Sementara itu, Syafruddin berpendapat jika ada masjid lain yang ingin mengadakan Sholat Id, takmir harus mencari informasi terlebih dahulu perihal pemetaan zona merah.
Sebab, berdasarkan kajian dari PWNU, pemetaan zona merah bukan hanya menghitung angka infeksi di tingkat kabupaten atau kota saja, tapi juga dikerucutkan hingga ke level kampung.
"Bahwa yang dimaksud zona merah itu per kampung, bukan misalnya per kota atu per kabupaten, tidak. Jadi per kampung kalau memang di kampung itu desanya merah, tapi kampungnya tidak, kampung itu tidak ada yang kena, maka dia bisa mendirikan (Sholat Id berjamaah),” kata Syafruddin.
Meski demikian, ia meminta agar para jamaah untuk tetap patuh dan tak abai pada protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan tak menjaga jarak antar jamaah.
“Jika tetap dilaksanakan, tolong protokol kesehatan itu betul-betul dijaga. Jangan sampai mengindahkan protokol kesehatan, karena itu penting sekali,” tutupnya.
Advertisement