PWNU Jatim Tegaskan Catur Tak Haram, Ini Alasannya
Beberapa waktu lalu, ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) sempat menjadi perdebatan publik. Dai asal Sumatera ini menyebut, olahraga Catur itu haram, apabila melalaikan salat dan menghilangkan waktu berhari-hari.
Namun, pengurus besar PWNU Jawa Timur menyebut tidak mengharamkan soal olahraga catur. Karena menurut mereka selama tidak ada judi dan sifatnya ke hal positif. Tidak ada dalil yang melarang melakukan permainan tersebut.
Katib Syuriah Pengurus PWNU Jatim, KH Syafruddin Syarif membenarkan, olahraga catur itu sama sekali tidak haram. Namun, apabila itu dikerjakan dengan tidak melupakan atau melalaikan ibadah seperti salat dan lain sebagainya.
"Maka catur kalau menurut saya itu boleh. Bahkan, baik catur itu. Karena melancarkan pemikiran orang. Jadi dia tidak hanya gambling, tapi mengasah keterampilan orang. Jadi, catur dia tidak termasuk permainan yang diharamkan," kata Syafruddin, Sabtu 23 November 2019.
Berdasarkan kajian PWNU, olahraga catur banyak manfaatnya. Selain mengasah keterampilan juga bagus bagi pola pokir anak-anak. Yakni menjauhkan dari perbuatan-perbuatan negatif.
"Saya pribadi melihat bahwa catur itu mempunyai manfaat. Jadi, catur itu sebuah permainan yang mengasah otak. Jadi, anak-anak itu bisa fokus dan menjauhkan dari perbuatan yang melanggar syariat agama," ujar Syafruddin.
Meski begitu, Syafruddin juga tidak menyalahkan apa yang dikatakan oleh UAS. Sebab semua ulama punya pertimbangan masing-masing terkait hukum dalam Islam.
"Saya tidak tahu apa latar belakang beliau (UAS). Karena banyak pilihan dalam hukum itu. Jadi saya tidak menyalahkan apa yang dikatakan oleh beliau," tambah dia.
Selain itu, Syafuddin juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Jatim untuk tetap kondusif. Karena memang banyak pilihan hukum di dalam Islam. Jadi, perlu melihat dasar hukumnya itu. Apakah sudah sahih dan relevan.
"Pesan saya jadi kalau dalam masalah hukum memang banyak sekali pendapat. Jadi, masyarakat harus bisa mencari hukum yang benar dan relevan. Tapi saya juga menghargai pendapat UAS karena dia juga pasti punya pertimbangan sendiri," ucap Syafruddin.