PWNU Jatim Ingin Ada Korps Pengawal Kiai
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menginstruksikan agar kader-kader NU dari golongan Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Banser, dan perguruan silat Pagar Nusa bersatu untuk membentuk korps pengawal kiai.
Instuksi tersebut muncul pasca digelarnya Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PWNU ke-1 di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, 29-30 November 2019.
Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Abdussalam Shohib menjelaskan, korps pengawal kiai itu dibentuk agar dapat mengamankan jalannya pengajian atau dakwah yang tengah disampaikan oleh kiai-kiai dari NU.
"Kita ingin GP Ansor, Banser, Pagar Nusa ini bentuk korps pengawal kiai yang maksudnya apabila respon aparat kurang cepat (dalam mengamankan upaya penghadangan pengajian), maka lakukan tindakan yang diperlukan selama dalam koridor hukum. Dan, paling utama harus minta restu kiai," kata pria yang akrab disapa Gus Salam itu.
Sebab, sebelumnya KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq mendapat kecaman karena dinilai ceramah yang ia sampaikan dalam salah satu acara di Purwodadi, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu terdapat penghinaan terhadap nabi.
Namun, hal itu dirasa sudah selesai karena yang bersangkutan telah menyampaikan klarifikasinya serta permohonan maaf.
"Kalau ada pihak yang ingin melanjutkan ke ranah hukum kami menghormatinya. Tapi jangan sampai ada respon yang melanggar hukum seperti penghadangan pengajian Gus Muwafiq itu pelanggaran hukum. Kami menghormati hak warga negara, tapi harus melaksanakan kewajiban sesuai koridor hukum," ujarnya.
Karena itu, jika ada ancaman atau penghadangan terhadap kiai NU. Maka, para kader harus dengan cepat merespon untuk mengamankan jalannya pengajian.
"Kalau diperlukan kita akan dampingi. Jangan sampai ada pengajian kiai NU yang gagal. Masa mau melakukan pelaporan kita menghormati, siapapun silahkan. Tapi, jangan melakukan tindakan yang berlawanan dengan hukum," pungkas Gus Salam.