PVMBG Ingatkan Bahaya Gas di Gunung Ijen
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM memperingatkan potensi bahaya gas yang ditimbulkan aktivitas vulkanik di Gunung Ijen.
Gunung dengan tinggi 2386 meter di atas permukaan laut (mdpl) terletak di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso ini, mengalami peningkatan status dari waspada I menjadi waspada II mulai 12 Juli 2024.
Dalam siaran pers Nomor: 82 /KM.05/BGL/2024 Tanggal: 12 Juli yang ditandatangani Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dr. Ir. Muhammad Wafid, menyebutkan, aktivitas vulkanik di Gunung Ijen pada saat ini adalah gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi.
Lokasinya di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan; dan erupsi freatik (erupsi uap) berupa semburan gas dari danau kawah.
“Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan,” tegasnya di laman pvmbg dikutip pada Selasa 16 Juli 2024.
Dipaparkan, berdasarkan hasil evaluasi sampai dengan 12 Juli 2024 maka tingkat aktivitas G. Ijen dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 12 Juli 2024 pukul 22.00 WIB lalu.
Disebutkan, pada periode 1 Januari 2024 – 12 Juli 2024 Gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga badai, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur, selatan dan barat.
Pada pengukuran tanggal 30 Juni 2024, suhu air kawah di permukaan 34oC. Asap solfatara putih tebal dengan tekanan lemah hingga sedang. Bau gas belerang tercium sedang. belirang merica terlihat di pinggir danau. Jarak pintu air/dam dengan air danau kawah lk. 13,6 Meter.
Pada periode 1 Januari 2024 – 12 Juli 2024 terekam 424 kali gempa Hembusan,12 kali Tremor Non-Harmonik, 3 kali gempa Tornillo, 8 kali gempa Low Frequency, 259 kali gempa Vulkanik Dangkal, 25 kali gempa Vulkanik Dalam, 45 kali gempa Tektonik Lokal, 4 kali gempa Terasa, skala II hingga III MM, 294 kali gempa Tektonik Jauh, 192 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-7 mm, dominan 3 mm. Jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.
Peningkatan aktivitas di Kawah Ijen seringkali ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihanan. Hal ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau. Suhu air kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan/konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau. Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung-gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul.
Secara visual warna air kawah normal (hijau toska), tidak terjadi perubahan warna air kawah, tidak nampak adanya bualan gas di permukaan air, suhu air kawah masih normal yaitu 34oC.
Pada periode 1 Juni 2024-12 Juli 2024, jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.
Rekomendasi:
Masyarakat di sekitar Gunung Ijen dan pengunjung/wisatawan/penambang agar tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah Gunung Ijen serta tidak boleh menginap di Kawah Ijen dalam radius 1,5 kilometer.
Masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait agar selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Ijen.
Jika tercium bau gas yang menyengat dihimbau agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka pendek/darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan (hidung/mulut).
Advertisement