Putri Jepang Kehilangan Gelar Bangsawan dan Hak Waris
Keputusan pernikahan antara bangsawan dengan warga biasa ini, bukanlah hal yang mudah. Meski Kei Moriya dikenal sebagai pengusaha sukses dari perusahaan Nippon Yusen KK, namun itu tak membuat kerajaan Jepang dapat menerima suami Putri Ayako.
Berdasarkan ketetapan dari Japan's Imperial House Law bahwa seorang perempuan dari kerajaan harus melepas gelar, keberuntungan, dan posisinya dalam warisan kerajaan apabila memilih untuk menikahi orang biasa.
Namun tampaknya kekuatan cinta Putri Ayako kepada Kei Moriya lebih kuat, daripada apa yang telah dimilikinya sebagai seorang bangsawan. Putri Ayako dan Kei Moriya menggelar prosesi pernikahan di Kuil Meiji pada Senin, 29 Oktober 2018. Pemilihan kuil ini lantaran pembangunannya untuk menghormati kakek Putri Ayako.
Pernikahan mereka dihadiri keluarga kekaisaran Jepang serta ribuan masyarakat yang mendukung kisah cinta Putri Ayako dan Kei Moriya.
Kei Moriya mengenakan setelan jas dan topi bersejarah milik Pangeran Takamodo, mendiang ayah Putri Ayako. Sementara Putri Ayako mengenakan kimono kebangsawanan untuk terakhir kalinya. Gaun pengantin ini turun temurun dikenakan oleh keluarga Ayako.
Acara pernikahan berlangsung tertutup dan sesuai dengan tatanan pernikahan kekaisaran. Sebagai penghormatan terakhir, Putri Ayako membungkukkan badannya untuk keluarga dan hadirin yang menyaksikan upacara pernikahannya.
Usai melepas status kebangsawanannya, Putri Ayako menerima 950 juta USD dari kerajaan untuk biaya hidup. (yas)
Advertisement